Apakah ini berarti semua kosakata sudah terinventaris dengan sempurna? Dari penelusuran saya secara amatiran, ternyata masih ada beberapa kata yang sudah lama bercokol dalam wacana bahasa kita, namun "terlupa" dimasukkan ke dalam kosakata di KBBI. Jadi, ini bukan kata baru yang memang memerlukan pengendapan waktu untuk dipertimbangkan oleh pusat bahasa untuk diakomodasikan masuk ke dalam KBBI.
Kata yang pertama yang ingin saya ajukan adalah kata "hambus". Arti kata "hambus" adalah "enyah". Kata ini sudah saya jumpai dari zaman saya masih remaja dulu (sekitar thn 1960an). Saya kutip dari buku "Chairil" tulisan Hasan Aspahani yang mengandung kata "hambus" di bawah ini: [Tahun kelahiran Chairil (1922) adalah tahun ke-58 kekuasaan Belanda di wilayah Kesultanan Deli. Belanda memang tidak berabad-abad lamanya bercokol di Sumatra. Ketika harus berhambus dari kota itu pada tahun 1942, Belanda baru menginjak tahun ke-78 sejak pertama kali berkuasa di sana pada 1858.]
Kata kedua yang juga ingin saya ajukan adalah kata "kesatrian". Makna kata "kesatrian" ini sama dengan "tangsi" yaitu "kompleks di mana markas dan perumahan anggota militer terpusat". Kata "kesatrian" ini sama sekali bukanlah kata usang (obsolete), sehingga tak ada alasan KBBI tidak mencantumkannya sebagai lema.
Kata ketiga yang ingin saya kemukakan adalah kata "shio". Makna "shio" adalah "zodiak menurut penanggalan/almanak china". Misalnya untuk tahun 2018 ini, kita memasuki shio anjing. Saya pikir tak ada alasan KBBI tak memasukkannya sebagai lema, bersama-sama istilah serapan dari bahasa china seperti "angpau", "fengsui", "hoki" yang sudah terakomodasi di situ.
Untuk sementara, ketiga kata ini dulu yakni "hambus", "kesatrian" dan "shio" saya ajukan untuk dipertimbangkan pusat bahasa untuk dimasukkan pada KBBI edisi berikutnya. Semoga tulisan tentang ragam bahasa ini bermanfaat.