Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Cinta di Ujung Penjuru Jalan

18 Agustus 2019   01:01 Diperbarui: 18 Agustus 2019   01:12 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Siapa selalu memburu-buru cinta
Selaksa alasan ditemui pada ujungnya

Tidak siapa menunjuk dirinya sendiri
Selalu telunjuk menuju siapa lainnya
Bertubi-tubi membela ketidakberdayaan diri

Siapa mengejar-ngejar cinta
Sejuta kilah dalih ditemui pada akhirnya
Lalu semua hanya upaya menghindar dari
Tudingan-tudingan tidaktertandingkan

Bukankah begitu melulu

Terhadap cinta yang terdaulat sebagai kiblat penjuru jiwa
Tidak perlulah kening berkerut mata membulat
Dada berdebar seperti baru bertemu barisan pendakwa
barikade pencabut nyawa tanpa kenal kompromi

Cinta bukanlah hakim dalam pengadilan kehidupan
Cinta bukanlah buronan paling dicari-cari
Cinta bukanlah narapidana yang kabur dari bui rindu

Cinta hanyalah kehangatan yang tengah duduk di bangku
Menunggu setiap siapa yang menggigil sendirian

Maka ketika cinta bersenandung merdu dalam kesunyian sejati
Tujukan telinga dan melangkahlah ke pangkuannya
Sebab cinta tidak pernah menyesatkan para pendambanya

*******
Kupang, 17 Agustus 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun