Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Menyerahkan Diri dengan Kerak Air Mata

11 Agustus 2019   23:35 Diperbarui: 12 Agustus 2019   23:41 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi menutupi diri dengan kesedihan (sumber: pixabay)

Ia telah lelah mengeruk otak
Mengisap sumsumnya sendiri 
Kering kerontang mengurung tulang belulang 
Tetapi hanya angin semilir memelintir 
Lunglai langkah lakunya 

Setiap jarum jam mengulang angka 
Merobek almanak demi almanak 
Cuaca pecah mencakar mata 
Musim menempeli kulit pepohonan 
Ia terkapar di bawah rindangnya 
Tiada siapa melihat mendengar kabarnya 

Ketika ia terjaga
Mencari siapa punya mata dan telinga
Gelap menyergapnya tiba-tiba

Akankah gelap melahap melumat bulat-bulat

Sedikit sisa isi otak dan terseok menyeret raganya
Ia menyerahkan diri sepenuh sisa pada
Pabrik pengolah kerak air mata

*******
Kupang, 10 Agustus 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun