Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menjadi Batu

2 Juni 2019   20:30 Diperbarui: 2 Juni 2019   20:42 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku memilih menjadi batu
Sebutir kerikil beku di bawah langit
Sebongkah saja di atas tanah

Aku memilih menjadi batu beku
Tidak perlu bergerak seperti angin
Tidak perlu berpindah seperti naik ambulans

Cukuplah aku sebutir kerikil
Menggigil di bawah langit lapang
Tidak perlu tersesat dalam sepatu

Cukuplah aku batu saja
Tidak memilih menjadi intan apalagi emas
Semarak kemuliaan hanyalah sengketa

Cukuplah aku sebagai batu
Dari atas tanah meski di pinggir sungai sepi
Bukan dari kepala terjungkal ke ginjal atau saluran kemih

Batu beku menghidupi diri
Pasrah terpenjara takdir
Cerca cuaca menguji bertubi-tubi

Batu beku dipakai tukang bangunan
Ditempatkan paling bawah dari penjuru pandang
Tiada rumah gagah perkasa di atas pasir

Batu beku menopang beban hingga beragam perabotan
Orang-orang mesin-mesin menggetarkan udara
Aku tidak pernah bisa menjadi air dan api

Aku memilih menjadi batu
Sendiri sepanjang musim silih berganti
Beku meski sekelilingku berubah abu

*******
Kupang, 2 Juni 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun