Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Kartun Sedih

31 Maret 2019   17:37 Diperbarui: 31 Maret 2019   17:47 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang kartunis datang
Segepok tangis digelontorkan
Meja kursi basah kuyub

Kukira karena honornya tidak dibayar
Kukira karena utangnya menumpuk

Jangan tertawa!
Aku pura-pura menghidangkan tangis
Kawan bersuka aku ikut bersuka
Kawan berduka aku ikut-ikutan berduka
Setia kawan itu penting
Mempertahankan perkawanan juga penting

"Aku tidak akan bikin kartun humor lagi
Aku harus bikin kartun sedih banjir airmata."

Kukira dia serius
Kupompa mataku agar air makin deras
Jangan pernah menghina tamu
Namun mengapa kartun sedih

"Aku takut dipenjara
Kartun humor didakwa menertawakan kepala negara
Negara gaduh karena tertawa gegara kartun humorku
Aku bakal diciduk seperti airmata."

Aku hampir saja tertawa
Kutahankan diri seperti tentara mempertahankan negara

"Bisnis badut kakakku bakal bangkrut
Bisnis komedi adikku bakal banyak rugi
Kami pasti bersedih sepanjang hari
Selama lima tahun bahkan lebih
Maka sejak sekarang aku harus bikin kartun penuh airmata."

Airmata asliku keluar meruah-ruah
Kuberikan cuma-cuma padanya
Demi setia kawan dan ketenangan antartetangga

********
Balikpapan, 31 Maret 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun