Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Buku Laron

4 Desember 2018   10:26 Diperbarui: 4 Desember 2018   11:01 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kulucuti sayap sayap mereka
Setumpuk laron dari jejak hujan malam itu

Kamu menyesap sisa kopi susu terakhir
Jajan pasar tinggal selonjor pisang goreng di piring
Bilangan dan ketikan kembali menggamitmu
Hidup seperti lembar lembar kontrak

Matahari meniti tali jemuran basahku
Nganga ransel membayang senyum ibu
Wajah lugu kampung halaman
Risalah dan silsilah tertera dalam bilik jantung

Aku masih suntuk melucuti sayap sayap laron
Semut merah semut hitam berebut puing puing
Kopi hitamku diam di bibir cangkir sambil menggigil

Sesekali kamu melirik ke jendela
Di luar sana aku berjongkok saja dengan laron laron
Terkadang hidup seakan terlalu sepele

Dari kuak jendela kamu berteriak
Sampai kapan laron laron menjelma menu sarapan
Selonjor pisang goreng jadi santapan angin

Sambil menampi kutiup serpihan sayap sayap mereka
Sayap sayap kosong terbang ke ujung perjalanan
Ada latar lebar berwajah lugu kampung halaman

Dari kuak jendela kamu berteriak lagi
Waktu sarapan sudah melayang
Apa sebenarnya yang tengah kusiapkan

Aku tengah asyik bikin buku kesekian belas

*******
Kupang, 4 Desember 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun