Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Maaf Maukah

15 November 2018   06:32 Diperbarui: 15 November 2018   07:24 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : Dokpri

Maaf kupilih membuka pintu
Jendelamu masih menggigil
Kelakson sayur memanggi-manggil

Tadi malam tidak sempat kupungkasi
Percumbuan hangat di bawah lampu kuning
Baling-baling memelintir jam dinding
Gairah terpelanting dalam hening bening saujana

Memang tidak seperti kemarin demi kemarin
Aku dan kamu tuntas menunaikan percumbuan
Nyamuk-nyamuk cuma mengintip di jendela

Maaf kupilih lagi mengetuk pintumu
Mimpi apa masih menyanderamu
Lampu kuning turun untuk mandi
Sekop dan mesin roda berkali-kali menggesek dinding
Nyamuk-nyamuk berolah raga di lenamu

Aku mau melanjutkan sisa percumbuan
Sampai tuntas mengempaskan kita dalam ampas
Hitam pun menggantikan kuning lampu

Maukah

*******
Kupang, 15 November 2018  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun