Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sebentar Lagi Musim Hujan

16 Oktober 2018   21:26 Diperbarui: 16 Oktober 2018   21:31 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku mau mengajakmu duduk santai 
Di beranda dengan secangkir kopi hitam  
Menyaksikan sempoyongan waktu 
Berbaur parau igauan kemarau 
Dihantui mendung membawa hujan 
Di halaman-halaman 

Jalan-jalan terlalu ramai, Kawan 
Orang-orang berebut matahari 
Sebelum ayam berkokok 
Setelah ayam pulang lelap di kandang-kandang 

Persimpangan-persimpangan lebih ramai
Orang-orang menjaja wajah
Orang-orang menggadaikan kemaluan
Berteriak lantang seakan tiada parau 'kan
Memenggal urat leher yang terjerat tali
Topeng-topeng

Di beranda dengan secangkir kopi hitam
Aku ingin mendengarkan nyanyianmu
Tentang biru rindu membalur wajahmu
Pada musim panen belut katak hijau
Di pematang sawah berlatar ungu gunung itu
Tanpa terjarah hiruk pikuk
Orang-orang berebut matahari
Menjaja wajah menggadaikan kemaluan

Lihatlah mendung berarak-arak, Kawan
Sebentar lagi musim hujan
Sebentar lagi kemarau akan kehabisan suara
Orang-orang bubar dari jalan-jalan
dari persimpangan-persimpangan
Merdumu bisa leluasa berpelukan dengan tabuhan hujan
Di daun-daun di halaman-halaman
Di petak-petak sawah

*******
Kupang, 16/10/2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun