Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kepada Tuan Mati Lampu

27 Maret 2018   12:36 Diperbarui: 27 Maret 2018   12:54 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selamat berkunjung lagi, Tuan Mati Lampu
Riuh nyanyi burung gereja dan kutilang liar
Lincah tari dedaun pepaya bambu
Semarak sambutan kunjungan mendadak Tuan

Apa kabar, Tuan Mati Lampu
Alangkah segar bugar kebangkitan Tuan
Dari kuburan berimbun ilalang berpeluk
Akar pohon ulin bangkirai tersesat cari makan

Kesumatkah rindu Tuan pada Kota Minyak
Tengah terkapar ditinggal tongkang batubara

Apabila bukan kesumat rindu membangkitkan Tuan
Apakah karena di liang terlalu lengang
Jauh jangkau pasar mungil masa kini
Enggan disapa sanggar kepiting lada hitam

Tetapi beginilah kesibukan tiang pancang beton
Menunjang baja mendandani Kota Internasional
Agar selalu keren rupawan siaga memanen
Pinggan emas pada musim adipura, Tuan

Tuan Mati Lampu berkunjung tanpa kabar
Manalah mungkin sambutan hangat terhidang
Kecuali riuh nyanyi burung gereja kutilang liar
Lincah tari dedaun pepaya bambu
Karena mereka rajin berlatih tanpa kalender

Sampai kapan waktu kunjungan Tuan
Mengupas menguras tuntas ludah asam
Mesin-mesin industri dan alat-alat transaksi

*******
Panggung Renung -- Balikpapan, 27 Maret 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun