Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak Sekuntum Bunga

18 Maret 2018   13:02 Diperbarui: 18 Maret 2018   13:19 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

/1
Sekuntum bunga  
Selalu tergantung di mata
Terputus pada tangkai penjunjung

Mata tergantung di kepala
Menyimpan risalah tentang bunga

/2
Sekuntum bunga
Tergantung juga di telinga
Tanpa tahu di mana tangkainya

Telinga tergantung di kepala
Berjabat dengan mata
Mendebat segala risalah

/3
Sekuntum bunga
Tidak akan melupa hidung
Meski buta dan tuli

Hidung tergantung di kepala
Menghebat debat mata telinga
Menguras waktu demi puas kepala

/4
Sekuntum bunga
Tergantung utuh di kepala
Tiada lagi tangkainya

Kepala tergantung di gerak udara
Beramburan spora bibir tangan
Dari seluruh penjuru di luar kepala

/5
Sekuntum bunga
Tempat benturan antara kepala dan kepala
Pagi siang sore malam
Hari minggu bulan tahun

Satu per satu kepala babak belur
Limbung lunglai layu  di udara
Luruh seperti daun-daun pada musim gugur

*******
Panggung Renung -- Balikpapan, 18 Maret 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun