Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Sisa Hujan dan Sebutir Bola Salju

15 Maret 2018   08:36 Diperbarui: 15 Maret 2018   18:29 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sisa hujan tadi malam mengecup
Secangkir kopi hitam di meja pagi
Gemuruh cemburu burung-burung liar

Ah, terlalu melankolisis lagak penyair
Padahal aku hanya melanjutkan kesima
Kincir angin malam pada kepul
Secangkir kopi hitam tadi malam
Berkuncup bunga tulip dan rintik salju
Melukisi baju tebal dan sepatu botmu

Kesima paling mendebar dada malam
Sebutir bola salju kamu letakkan
Di samping cangkir kopiku

Kamu beranjak ke dinding waktu
Menggores semangkuk sup buntut sapi
"Lemparlah, aku atau sup itu."

Gelegar pintamu gemetar kelam malam
Melampaui pekat kopi hitamku
Geluduk pun menggeruduk kesunyian
Mendesak agar hujan bisa benar-benar deras
Agar sebutir bola salju bebas semburatkan
Seberkas senyum terbaikmu

Ah, terlalu melakolisis bin overdosis
Seperti penyair gaek puber keseribu
Padahal aku hanyalah orang udik
Terkesima hingga tergidik gigil pada
Bunga tulip dan rintik salju
Membungkus sisa hujan tadi malam

*******
Panggung Renung -- Balikpapan, 15 Maret 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun