Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Belum Juga Tamat Belajar Puisi

14 Maret 2018   01:46 Diperbarui: 14 Maret 2018   01:57 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku masih suntuk menyusun satu per satu
Kelopak aksara lompat sana lompat sini
Geser rebah tiarap merangkak
Berjalan lari lompat sana lompat sini
Meradang lantang menantang
Seperti binatang jalang

Aku terpaksa mengejar satu per satu
Kelopak aksara bergerak ke segala arah
Demi seutuh kuntum bunga
Agar bisa kuunjuk jadi puisi

Aku terus saja suntuk menyusun
Tiada rumus matematika fisika kimia
Tiada rumus relativitas aneka kuantum
Semakin botak kelopak kepalaku

Para penyair sudah dari tahunan silam
Keluar taman berwisata ke pusat jual-beli
Memborong iklan semakin kekinian
Ngopi dan tertawa di kafe-kafe
Membaca puisi di menara-menara
Bermandi riang di guyuran rupiah

Aku bermandi gelinjang gairah aksara
Belum juga jadi sekuntum bunga
Entah berapa tahun lagi

*******
Panggung Renung -- Balikpapan, 13 Maret 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun