Aku masih suntuk menyusun satu per satu
Kelopak aksara lompat sana lompat sini
Geser rebah tiarap merangkak
Berjalan lari lompat sana lompat sini
Meradang lantang menantang
Seperti binatang jalang
Aku terpaksa mengejar satu per satu
Kelopak aksara bergerak ke segala arah
Demi seutuh kuntum bunga
Agar bisa kuunjuk jadi puisi
Aku terus saja suntuk menyusun
Tiada rumus matematika fisika kimia
Tiada rumus relativitas aneka kuantum
Semakin botak kelopak kepalaku
Para penyair sudah dari tahunan silam
Keluar taman berwisata ke pusat jual-beli
Memborong iklan semakin kekinian
Ngopi dan tertawa di kafe-kafe
Membaca puisi di menara-menara
Bermandi riang di guyuran rupiah
Aku bermandi gelinjang gairah aksara
Belum juga jadi sekuntum bunga
Entah berapa tahun lagi
*******
Panggung Renung -- Balikpapan, 13 Maret 2018