Pertama, kalau semua pihak terkait berperan aktif dalam kegiatan pembinaan, penciptaan, hingga pertandingan karya, selama satu tahun di Kaltim bisa terselenggara 30 kegiatan dalam satu tahun, dan minimal 120 buku, yaitu 60 buku (kumpulan puisi, dan cerpen tingkat pelajar), dan 60 buku (kumpulan puisi, dan cerpen tingkat mahasiswa/umum).
Kedua, kalau perguruan tinggi yang berprodi Sastra Indonesia dan/atau FKIP Bahasa dan Sastra Indonesia menghasilkan 2 judul buku, Kaltim bisa menghasilkan 8 judul buku sastra. Ketiga, kalau media massa Kaltim menghasilkan 2 judul buku sastra secara rutin (setiap tahun), Kaltim bisa menghasilkan 4 judul buku sastra.
Tetap Bersabar dalam Pengharapan
Secara material Kaltim memang provinsi terkaya di Indonesia, baik berdasarkan data, berita media luar Kaltim maupun kenyataan sehari-hari di Kaltim. Sayangnya, sastra masih mengalami kemiskinan yang signifikan karena masih saja dipandang ‘sebelah mata’, dan kepergian Paus Sastra Kaltim masih menyisakan banyak pekerjaan rumah.
Tetapi Kaltim harus tetap optimis, dan sabar menantikan pihak-pihak yang tersebutkan tadi melakukan peran dengan sadar dan penuh cinta. Sebab, bermimpi masihlah boleh, suatu saat kelak Kaltim pun kaya dalam hal sastra atau tulis-menulis, baik karya maupun penciptanya dengan asumsi minimalis 50 penulis atau sastrawan dan 100 buku kumpulan sastra di tiap kota/kabupaten setiap tahun. Semoga bisa melengkapi daftar kekayaan Kaltim.
*******
(Esai ini diganjar Juara I dalam Lomba Menulis Esai se-Kaltim & Kaltara bertema "Kesastraan dan Kebahasaan" yang diselenggarakan oleh Kantor Bahasa Kaltim, 2016)Â