Tahun ini, seluruh umat Islam memiliki harapan besar yang berbeda-beda untuk kedatangan bulan suci Ramadan, yaitu membuat perubahan signifikan dalam hidupnya, perubahan yang akan membawa lebih dekat kepada Allah SWT dan menjadi pribadi yang lebih baik.
Maka sudah sepantasnya lah umat Islam dalam dirinya menancapkan niat keinginan dan berjanji kepada Allah dengan ucapan, "Dear Ramadan, tahun ini aku akan lebih mencintaimu..."
- Aku cinta mengurangi dosa-dosa kecilku: Aku ingin lebih berhati-hati dalam melakukan perbuatan-perbuatan yang mungkin tidak disukai oleh Allah SWT, seperti ghibah, namimah, dan lain-lain.
- Aku juga cinta untuk meningkatkan kesadaran sosialku:Â Aku ingin lebih peduli terhadap orang-orang di sekitarku, terutama mereka yang membutuhkan bantuan dan dukunganku.
- Kecintaan kepada kesabaran dan ketabahan: Aku ingin lebih sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan-cobaan hidup, tidak hanya sekedar mengeluh dan mengutuki nasib.
Setiap manusia tidak akan mampu dan tidak dapat melepaskan diri dari cinta, karena cinta merupakan asal dari proses penciptaan manusia itu sendiri. Cinta adalah Syu'ur (perasaan) yang tiada dapat dilihat oleh mata, didengar oleh telinga.
Maka setiap orang mukmin mencintai bulan Ramadan karena Allah dengan cinta yang mendalam, "...dan orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.." (QS. Al Baqarah:165).
Karena cinta seseorang kepada bulan suci Ramadan maka ia akan melakukan keinginan apapun yang diperintahkan, terutama untuk memperdalam pemahaman tentang Al-Qur'an dan memperoleh hidayah dari ayat-ayat Nya.
Seorang muslim akan melakukan kualitas ibadah sholat wajibnya dan sholat sunahnya dengan lebih tekun dan tulus, tidak hanya sekedar melakukan ritual puasa di siang harinya dan sholat tarawih di malam harinya, tapi juga memahami makna dan tujuan di baliknya.Â
Sebagai wujud rasa cinta seseorang rela mengorbankan apa saja yang ada padanya, baik itu waktu, tenaga, pikiran, perasaan, harta benda, bahkan jiwa raganya untuk membahagiakan dirinya.