Mohon tunggu...
Taufiq Hidayat
Taufiq Hidayat Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

anak kemarin sore dalam dunia tulis-menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hoaks: Anak Muda Harus Kritis

3 November 2020   19:27 Diperbarui: 5 November 2020   07:15 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Partai Rakyat Pekerja/prp-indonesia.org

siapa yang pernah tersulut emosinya akibat berita hoax?? Mungkin dari saya, anda, aku, kamu, kita, kalian pernah mengalaminya tak ada terkecuali dan pernah memakan berita mentah-mentah tanpa ada keinginan untuk mencari sumber dan pembuat beritanya.

Dewasa ini, kita sudah memasuki abad informasi, yang dimana sekian detik informasi yang kita sebarluaskan akan begitu cepat diterima oleh seluruh masyarakat dunia. Hal itu juga sejalan dan ditunjang oleh perkembangan teknologi yang sangat cepat pula.

Makanya jangan heran kalau kita selaku anak muda sering mendapati informasi yang simpang siur dan tidak valid. Simpang siur informasi semenjak belakangan ini atau bahkan sudah hampir sejak lama itu telah memenuhi ruang-ruang pikiran manusia,
bagaimana tidak, sebab jika kita berbicara tentang informasi yang simpang siur atau biasa kita sebut hoax itu ber-isi-kan informasi yang menggiurkan atau berita yang membuat kita jengkel dan cemas.

Jika kita lihat dari sudut pandang sejarah islam, hoax sudah beredar dari zaman Nabi. Hari ini tidak sedikit orang banyak mendapati hadits yang tidak sesuai dengan apa yang diucapkan dan dilakukan oleh Nabi seperti banyaknya hadits dhoif atau bahkan palsu tidak pernah diucapkan oleh Nabi.

Maka bukan anak muda saja yang pernah dilanda bencana hoax, sekelas para sahabat Nabi, Tabi,in dan ulama pun pernah mengalami angin informasi yang buruk.

Dan kita sepakati bersama bahwa simpang siur informasi atau hoax itu tidak akan pernah sirna dari tanah pijakan manusia. selagi manusia sifatnya nisbi dan sarat dengan kepentingan disitu pula keberadaan hoax masih terdeteksi.

Anak Muda: Berpikir Kritis Supaya Tak Teriris

Selain mesti berpikir kritis dalam menyikapi pasangan dengan cara puitis. Kita selaku anak muda yang mendominasi isi bumi harus punya cara berpikir yang kritis dalam menyikapi apapun. Kendati menurut Gie, hanya ada dua pilihan dalam hidup; terbawa arus atau apatis

Tapi saya rasa selain dari pilihan dua tersebut ada pilihan selanjutnya; berpikir. Ya berpikir, jika anak muda tidak ingin terbawa arus dan tidak juga ingin apatis maka pilihlah untuk berpikir dan selanjutnya tentukan arah hidup sesuai kehendak.

Balik lagi, perputaran hoax memang tidak bisa dihilangkan atau diberhentikan begitu saja. Tapi setidak tidaknya upaya berpikir yang kritis akan meminimilisir terjadinya penyebaran berita buruk.

Semua kata dan laku yang anak muda perbuat akan menjadi bahan pertimbangan khalayak ramai, kenapa? Sebab sudah diketahui bersama hari ini anak muda telah menduduki peringkat paling atas dalam sistem kependudukan.
Konsekuensi logisnya, jika sedikit saja kata yang terucap dan laku yang diperbuat tergeser dari tuntutan masa depan, maka setidaknya bisa kita bayangkan arus gelombang masa esok yang diharap-harapkan begitu indahnya malah justru berbanding terbalik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun