Mohon tunggu...
Humaniora

Bahaya Narkoba dan Pelaku Narkoba Masuk Sendi Kekuasaan

14 April 2017   18:18 Diperbarui: 15 April 2017   03:00 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dimanapun kekuasaan akan dilingkari beberapa kepentingan termasuk para pelaku narkoba. Para pelaku narkoba akan memanfaatkan segala peluang untuk memuaskan hafa nafsunya demi mendapatkan‘barang haram’.  Perilakunya aneh, selalu berkeringat dan mukanya sayu. Matanya celong dan nafasnya bau. Tindakannya di atas kewajaran dan didoping untuk makin berani demi mendapatkan uang secara cepat apalagi jadwal dan waktu ‘nyabu’ sudah mulai nagih. 

Para pelaku yang masuk dalam ‘GengBong’ ini membentuk komunitas yang masuk di berbaga organisasi politik dan organisasi massa. Pola pikirnya kritis dan inteletual karena berangkat dari berbagai jaringan massa dan pergerakan. Bahkan dalam membuat status di medsos seolah-olah Geng Bong menjastifikasi kebenaran, keberadaban dan takaran moral. Padahal moral personalnya sangat rapuh dan ringkih di hadapan keluarga dan anak-anaknya,apalagi Allah SWT.

Gaya style yang diperankan sempurna dan selalu menjadi pembisik cenderung menjilat agar diapresiasi masukannya. Menonjolkan kedekatan dengan kekuasaan agar dilihat sebagai tokoh yang berpengaruh. Tujuan itu semua untuk mendapatkan uang besar. Untuk apa lagi, kalau bukan untuk belanja barang syetan. 

Apapun rencana syetan pasti tidak akan bertahan lama. Rencana Tuhan lebih sempurna untuk membuka sedikit aib, sebagai tanda kasih sayang dan teguran. Agar kembali ke pelukan keluarga dan kembali kejalan yang benar, hidup normal dan jauh dari kematian hina karena narkoba. 

Jadikan teguran itu sebagai peringatan agar kita tetap mampu berdiri tegak dan mengangkat kepala dari kehinaan. Jalan masih panjang sebelum semua hancur berkeping-keping dan masih ada pengharapan yang paling berharga yaitu keluarga dan anak-anak kita sebagai rem dalam berbuat-bertindak. SEMOGA 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun