Mohon tunggu...
Gusblero Free
Gusblero Free Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis Freelance

Ketika semua informasi tak beda Fiksi, hanya Kita menjadi Kisah Nyata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi, Ma'ruf Amin dan Pilihan Indonesia

9 Agustus 2018   22:43 Diperbarui: 10 Agustus 2018   12:40 2342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Memungkasi hingar dinamika politik nasional terkait siapa bakal jadi pendamping Jokowi selaku Petahana dalam Pilpres 2019-2024, pada akhirnya Jokowi menyudahi permainan perang syaraf politik nasional dengan sebuah kartu truf tak terduga yang sangat memukau sekaligus mematikan.

Tak terduga disebabkan nama Prof. Dr. KH. Ma'ruf Amin yang posisi saat ini menjabat Ketua MUI sama sekali kurang begitu ditonjolkan sebagai bakal calon Wakil Presiden Jokowi dalam Pilpres mendatang. Kemunculan namanya hanya beberapa jam jelang waktu deklarasi (9/8/2018) jelas mengakhiri banyak spekulasi bahkan dari banyak pengamat politik yang lebih dominan memunculkan prediksi tokoh-tokoh bakal calon wakil presiden dari kalangan politik.

Tak pelak apa yang dilakukan Jokowi ini menjadi sebuah momen yang memiliki spektrum spektakuler, memukau dan mematikan diluar momen Pilpres yang masih akan terjadi setahun lagi.

Dan ini adalah Pilihan Indonesia terbaik saat ini. Bukan semata karena apa yangg menjadi pilihan Jokowi ini telah mendapatkan persetujuan dan dukungan dari sembilan parpol koalisi pendukung Jokowi, yaitu Partai Nasdem, Partai Hanura, Partai Golkar, PKB, PPP, PDIP, PSI, Perindo, dan PKPI. Tetapi memang itulah pilihan yang paling rasional, mengganti kalimat pilihan wajib, yang harus diambil untuk Indonesia saat ini.

Sebagai seorang Presiden yang telah menggelar dan menanam konstruksi pembangunan fisik di seluruh pelosok wilayah Indonesia dalam kurun lima tahun ini, adalah sebuah keharusan bagi Jokowi itu untuk meneruskan program-program yang telah dimulainya. 

Dan kemudian menyadari bahwa apapun pembangunan fisik hendaknya juga harus dilengkapi dengan pembangunan ruhani, maka pilihan menggandeng Ma'ruf Amin bisa kita lihat sebagai pilihan kesadaran seorang negarawan sekaligus warga bangsa yang sangat mencintai Indonesia.

Kesadaran ini bukan hanya didasarkan untuk mempertahankan kekuasaan belaka, namun juga kesadaran akan adanya ancaman disintegrasi perpecahan bangsa yang bernuansa SARA. Hadirnya ketokohan semacam Ma'ruf Amin jelas akan menjadi katalisator yang menyejukkan bagi silang sengkarut apapun keputusan pemerintah yang hari ini selalu diadu dengan rujukan ulama.

Pasangan Jokowi dan Ma'ruf Amin menjadi pasangan Nasionalis-Religius yang secara representatif tidak pada tempatnya untuk dipertanyaan apalagi dipersoalkan lagi. Bilamana pasangan ini kemudian benar-benar terpilih sebagai pasangan Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024, maka bobot apapun Keputusan Presiden yang nantinya diambil jelas sudah akan memenuhi standar nasionalisme dan perimbangan religiusitas yang cukup untuk menjawab keinginan dari warga bangsa Indonesia yang mayoritas muslim.

Inilah maknanya pilihan Jokowi menggandeng Ma'ruf Amin bisa dinayatakan sebagai Pilihan Indonesia. Pilihan terbaik dan palingg rasional dari warga negara yang menginginkan negerinya menjadi sebuah negara yang baldatun thayibatun wa rabbun ghafur. Negara yang dipimpin oleh sebuah pemerintahan yang adil dan sangat berharap mendapat dukungan dan perlindungan dari Allah Subhana wa Ta'ala Tuhan Yang Maha Kuasa.

Terlepas dari pilihan Jokowi yang cukup mengagetkan ini, layak juga apresiasi kebangsaan ditujukan kepada Prof. Dr. Mahfud MD yang beberapa jam sebelum deklarasi ini santer sudah diberitakan akan mendampingi Jokowi dalam Pilpres mendatang.

Indonesia juga wajib bersyukur memiliki seorang tokoh seperti Mahfud MD yang tak lantas bereaksi keras terhadap batalnya pencalonan dirinya. Kalimat-kalimat yang kemudian muncul darinya tidak hanya melegakan, namun juga menunjukkan jati dirinya sebaggai seorang patriot. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun