Mohon tunggu...
Sholahuddin
Sholahuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Pekerja Media

Laki-laki pencari Tuhan. Lahir di Boyolali, Jateng. Bekerja di sebuah penerbitan pers di Solo.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bahagia Itu Saat Bisa Membahagiakan Orang Lain

31 Desember 2020   19:46 Diperbarui: 31 Desember 2020   21:40 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nah, bagaimana caranya agar orang-orang yang belum tercukupi kebutuhan dasarnya bisa hidup secara layak? Paling tidak mereka tidak kekurangan pada tiga hal: sandang, papan dan pangan secara wajar.

Pemberdayaan (empowering) terutama secara ekonomi ini sangat penting. Tugas memberdayakan tidak hanya menjadi tugas negara. Bagaimanapun negara (pemerintah) punya keterbasan. Ini menjadi tugas orang yang lebih berdaya secara ekonomi.

Bahagia menjadi aspek penting dalam kehidupan. Kebagiaan akan menentukan kualitas hidup seseorang. Ini yang menjadi perhatian penting semua pihak. Bahkan badan dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun sangat perhatian terhadap kebahagiaan negara anggotanya dengan mengeluarkan resolusi agar anggota PBB secara terus-menerus mengukur tingkat kebahagiaan warga negaranya. Tingkat kebahagiaan ini yang bisa menjadi landasan untuk membuat kebijakan publik.

Hasil pemeringkatan kebahagiaan (world happiness ranking atau WHR) yang dilakukan PBB, secara rata-rata dari tahun 2017-2019, tingkat kebagiaan Indonesia pada posisi 84. Tertinggal dari negara tetangga seperti Singapura, Filipina, Malaysia dan Vietnam.

Hasil survei pada 2020, negara Finlandia, Denmark, Switzerland, Islandia dan Norwegia menjadi lima negara paling bahagia dari 153 negara yang disurvei.  Kita tak kaget dengan Findlandia. Negara ini dikenal maju terutama sistem pendidikannya yang sangat berpengaruh terhadap kebahagiaan warganya.

Tidak Buruk
Sesungguhnya BPS 2017 menunjukkan indeks kebahagiaan orang Indonesia tidak buruk. Indeks kebahagiaan orang Indonesia sebesar 70,69 (skala 0--100). Bisa dimaknai rata-rata orang Indonesia "cukup bahagia". Adalah fakta ada kutub yang jauh antara orang yang "sangat tidak bahagia" dengan orang yang "sangat bahagia".

Tentu ini tugas berat semua pihak untuk mendorong agar orang Indonesia menjadi "bahagia" atau bahkan "sangat bahagia".  BPS mengukur kebahagiaan berdasarkan beberapa variabel, meliputi dimensi kepuasan hidup (personal dan sosial), dimensi perasaan dan dimensi makna hidup. Variabel ini kemudian diturunkan lagi menjadi beberapa indikator ukur kebagiaan.

Saya yakin survei situasi kebahagiaan ini akan berbeda hasilnya kalau dilakukan saat situasi krisis seperti ini. Dalam subjektivitas saya, banyak orang tidak bahagia hidup dalam situasi serba sulit seperti ini. Meski demikian, setiap orang dituntut terus bisa membahagiakan diri dan orang lain dalam situasi kurang menyenanggkan ini. Ini sebagai ikhtiar agar agar kualitas hidup tetap terjaga.

Memberi, berbagi dan menyantuni kepada orang lain sangat penting sebagai cara untuk membahagiakan diri sendiri dan orang lain. Hakikat berbagi ini bukan sekadar bagi-bagi bantuan yang sifatnya sesaat, misalkan bagi-bagi paket sembako yang cepat habis. Setelah itu mereka akan kekurangan lagi.

Akan lebih baik berbagi dan memberi ini dalam arti memberdayakan mereka secara ekonomi sehingga mereka bisa menikmati ketercukupan ini secara berkesinambungan. Tentu konsep berbagi dalam arti pemberdayaan ini diperlukan perencanaan dan sistem yang matang. 

Kesinambungan kebahagiaan ini penting untuk menjaga agar hidup ini lebih bermakna, punya arti. Seperti kebagiaan yang dirasakan si Bapak tukang becak itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun