Mohon tunggu...
Sholahuddin
Sholahuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Pekerja Media

Laki-laki pencari Tuhan. Lahir di Boyolali, Jateng. Bekerja di sebuah penerbitan pers di Solo.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dinasti Politik dan Watak Virus Corona

31 Juli 2020   20:26 Diperbarui: 31 Juli 2020   20:49 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tradisi meneruskan kekuasaan ke kerabat dengan ini akan bermasalah secara etika politik. Etika tidak berkaitan dengan hak, tapi menyangkut nilai kepantasaan di masyarakat. 

Kalau saya merujuk buku Etika Politik karya Franz Magnis Suseno, secara praksis etika politik menuntut agar semua klaim atas hak dipertanggungjawabkan kepada prinsip-prinsip moral dasar.  

Jadi, dalam pandangan etika politik , anak-anak pejabat yang punya hak maju dalam Pilkada ini bisa dipertanyakan, apakah pantas mereka ikut bertarung selagi orang tua atau kerabatnya masih menjabat? Ini pertanyaan serius yang perlu dijawab. Bukan dengan dalih bahwa anak pejabat juga punya hak yang sama dengan yang lain.

Dinasti politik sesungguhnya seperti "fitrah" makhluk hidup yang selalu berusaha berkembang biak dan menurunkan generasinya. Siapa pun itu. Jangankan manusia, harimau yang sangar itu, dia akan membela mati-matian anaknya kalau si anak berada dalam bahaya. Karena apa? Dia ingin agar keturunannya aman. Si induk harimau juga ingin agar keturunannya bisa mempertahankan supremasi sebagai raja hutan. Itu memang desan Tuhan seperti itu.

Tidak hanya manusia, hewan dan tumbuhan saja yang punya firah untuk mengembangkan diri. Virus corona (Covid-19) yang heboh karena terus memakan korban ini juga punya watak yang sama untuk mengembangkan diri dan bermutasi. Ini sebagai mekanisme untuk mempertaankan supremasinya. 

Secara fitrah, dia akan mencari mangsa yang bisa menjadi media (inang) untuk berkembang biak. Dampaknya bukan hanya mengancam hak hidup manusia, tapi juga mengancam kehidupan ekonomi secara luas. Kemampuan Covid-19 ini yang merepotkan banyak pihak. Dunia kelimpungan. Apalagi belum ditemukan vaksin dan obatnya. Hidup dengan protokol kesehatan yang ketat hanya bisa menekan mata rantai virus, tapi tidak bisa benar-benar mengenyahkan virus keparat ini dari muka bumi.

Mengapa dinasti politik, politik kekerabatan terus berkembang biak di Indonesia? Karena belum ada obat dan vaksin untuk mematikan watak kekuasaan ini. Persis seperti virus corona.

Bikin heboh, tapi susah untuk dihentikan.

Solo, 31 Juli 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun