Jokowi bukan lagi rakyat biasa yang bisa protes kepada pemerintah. Tapi seorang presiden yang punya kesempatan besar untuk membuat kebijakan berdasarkan kebutuhan publik.Â
Tentu saya berharap posisi itu Jokowi bisa benar-benar mendengarkan masukan publik saat mengambil keputusan, seperti harapan Jokowi kepada pemerintah saat dia masih menjadi pengusaha.
Sesungguhnya akhir-akhir ini saya sangat galau atas keputusan Jokowi yang menyetujui revisi terbatas atas UU KPK yang tengah ramai dibicarakan publik.Â
Seolah-olah Jokowi mengabaikan masukan dari berbagai kalangan, baik kalangan intelektual, mahasiswa, para guru besar, ahli hukum dari berbagai kampus, dari internal KPK, dan dari anggota masyarakat lainnya.Â
Saya tidak perlu menyoroti kalangan anggota DPR yang sejak awal berambisi "mengebiri" KPK dengan menggunakan kewenangannya melalui legislasi. Saya sudah putus asa dengan para "wakil rakyat" itu.
Saya masih punya sedikit asa kepada presiden Jokowi. Saat DPR memutuskan merevisi UU KPK untuk kesekian kalinya, saya masih berharap Jokowi akan menolaknya, atau setidak-tidaknya menunda seperti yang pernah dia lakukan sebelumnya.Â
Apalagi dalam berbagai kesempatan Jokowi selalu bilang punya komitmen besar terhadap pemberantasan korupsi. Meski sampai detik ini saya belum melihat secara nyata strategi besar itu. Kecuali masih dalam wacana-wacana.
Saya masih terngiang-ngiang akan janji-janji Jokowi pada kampanye Pilpres 2014. Pada naskah Nawacita Jokowi menempatkan semangat penegakan hukum yang bebas korupsi pada poin pertama dari 9 cita : "Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bertamartabat dan terpercaya."Â
Salah satu poin dari cita itu, Jokowi akan memperkuat posisi KPK dalam strategi pemberantasan korupsi. Jokowi akan menambah anggaran KPK hingga 10 kali lipat. Wow..fantastis.
Bikin Loyo
Cita-cita untuk memperkuat KPK ini menjadi daya tarik sehingga saya menitipkan asa kepada Jokowi untuk memimpin negeri ini. Padahal sebelumnya saya tidak percaya lagi kepada penguasa.Â