Mohon tunggu...
Syabar Suwardiman
Syabar Suwardiman Mohon Tunggu... Guru - Bekerjalah dengan sepenuh hatimu

Saya Guru di BBS, lulusan Antrop UNPAD tinggal di Bogor. Mari berbagi pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kang Daday dan Lailatul Qadar

12 Mei 2021   16:02 Diperbarui: 12 Mei 2021   16:05 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Lailatul Qadar / sindonews.com

"Benarkah Kau akan meninggalkan kami?" pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Kang Daday.

Tamu agung itu tersenyum. "Setiap tahun aku pasti datang".

"Ya setiap tahun Engkau pasti datang, tapi apakah Aku masih bisa menemuiMu?" sergah Kang Daday.

Dua tahun ini ketika engkau datang menemui kami, kami sedang dalam keadaan duka.

Tahun pertama bahkan sangat tidak maksimal menjamuMu, kami meninggalkan masjid-masjid tempat paling layak untuk menjamuMu.  Tahun kedua kami masih sangat terbatas menjamuMu, tiba-tiba Kau akan pergi, pulang menemui RabbMu.

Tamu istimewa yang membawa banyak kebaikan itu akan pulang. Sebulan menemui kita secara khusus, melipatgandakan semua kebaikan. Tamu utusan khusus dari Sang Rabb, membawa pesan khusus, "pintu rahmat terbuka lebar".  Bahkan membawa bonus yaitu malam khusus yang bernama lailatul  qadar.  Siapa yang mampu meraihnya maka akan meraih kebaikan setara dengan 1000 bulan. 

Sore itu, hari Sabtu menjelang empat hari menuju lebaran, Kang Daday merenung, benarkah ia sedih akan ditinggalkan tamunya.  Bukankah dulu juga tak pernah menyediakan waktu khusus untuk tamunya. Terutama sepuluh malam terakhir ketika tamunya sudah pasti akan memberikan derajat kebaikan yang setara 1000 bulan atau setara dengan 83 tahun, melebihi rerata usia manusia.

Dalam hati Kang Daday berkelit, bukannya tidak mau tapi aku hanya seorang pekerja yang tetap harus masuk kerja pada pagi harinya. Namun hatinya yang paling dalam membantah,  bukankah sekarang juga banyak bekerja dari rumah sejak pandemi melanda lebih dari setahun lalu? Pernahkah memanfaatkan malam ganjilnya saja untuk beritikaf?  Bukankah masjid sudah dibuka secara terbatas selama mengikuti  prosedur kesehatan?

Muka Kang berubah, hanya dia yang tahu. Bukankah di tahun-tahun sebelumnya sebelum pandemi datang ia malah masih sibuk mencari diskonan di mal-mal yang ada di kotanya. Sambil terus berharap mendapat tambahan bonus di luar THR, agar ketika mudik ke kampung bisa menunjukkan keberhasilan dirinya di kota, sambil berbagi uang kepada sanak saudaranya.

"Pak ayo dong kapan ke mal, teman-teman sudah pada beli pakaian masa Tika belum Bapak beliin?"  Rengek Tika dengan sedikit manja.

"Pak sepatu Mama juga sudah nggak enak dipakainya, sekalian ya belanjanya", sergah istrinya.

Sebenarnya sebagai pekerja tepatnya ASN di sebuah kantor pemerintahan Kang Daday menyadari THRnya tidak akan pernah cukup untuk memenuhi semua itu, tetapi tahun ini mendapat atasan yang baik yang mau berbagi rezekinya. "Jangan ribut, terima saja anggap saja rezeki tak terduga", demikian pesannya ketika dia menerima amplop yang cukup lumayan tebal.  "Ini hasil penyisihan, kau telah bekerja dengan baik", demikian kata atasannya.  

Menjelang lebaran, semua diusahakan dibagikan saat puasa ramadan, termasuk pembagian SHU koperasi di kantornya.  Tak aneh putaran uang saat Idul Fitri sangat luar biasa besar.

"Pak jadi ya hari ini ke mal sambil buka puasa?",  kata si sulung Tina, membuyarkan renungan Kang Daday.  Mal memang tetap penuh dan diburu orang, meskipun harus mengikuti prokes dan diperiksa di pintu masuk.

"Sekalian malam mingguan Pak", lanjut Tina, padahal itu malam ganjil ke-27, yang besar kemungkinannya untuk turunnya lailatul qadar.  Seperti diisyaratkan Nabi "carilah di malam-malam ganjil, pada sepuluh malam terakhir".  

Kang Daday menghela nafas, dan bergumam dalam hati "mudah-mudahan tahun depan masih bertemu dengan Ramadan dan aku akan belanja kebutuhan hari raya jauh hari sebelumnya agar bisa fokus di sepuluh malam terakhir".

Kang Daday lupa THR dibagikan H -7 menjelang hari raya.

Bogor, 30 Ramadan 1442 H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun