Mohon tunggu...
Syabar Suwardiman
Syabar Suwardiman Mohon Tunggu... Guru - Bekerjalah dengan sepenuh hatimu

Saya Guru di BBS, lulusan Antrop UNPAD tinggal di Bogor. Mari berbagi pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hore Upah Guru Dibayar Per Jam

20 Oktober 2020   22:22 Diperbarui: 20 Oktober 2020   22:27 4133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasib Guru Honor via kumpara.com

Mengapa?  Ternyata penghasilan guru negeri memang saat ini sangat menjanjikan, apalagi yang sudah bersertifikasi.  Penghasilannya menjadi tiga sumber yaitu gaji bulanan ditambah tunjangan sertifikasi dan tunjangan dari daerah.  Selama negara ada penghasilan mereka akan stabil, masa tua mendapat uang pensiun.  

Itu antara lain motivasi sehingga guru-guru swasta yang memenuhi kualifikasi selalu berusaha menjadi guru negeri. Bagaimana sekolah swasta?  

Penghasilannya tergantung siswa yang masuk ke sekolah itu, kejujuran pengelola dan banyak hal lainnya lagi.  Padahal berdasarkan penelitian, banyak sekolah swasta yang justru jadi katup pengaman bagi keluarga yang tidak mampu.  Ini karena sekolah swasta terbagi tiga yaitu swasta elit, swasta menengah  dan swasta alit (kecil).  Swasta alitlah di kota-kota besar menjadi katup pengaman bagi keluarga tidak mampu.

Jargon pendidikan salah satunya adalah sikap ikhlas, saya sangat yakin pastinya saat transfer ilmu para guru sangat ikhlas, karena ini modal menjadi guru.  Tetapi konsep ikhlas ini seharusnya tidak berkaitan dengan hak dasar guru untuk melanjutkan kehidupannya dengan layak.  Justru konsep ikhlas harus menjadikan kaya pihak lain.  Saya ilustrasikan ketika seorang guru mendapatkan penghasilan yang layak, maka ia bisa menyisihkan pendapatannya untuk zakat, menggaji asisten rumah tangga, maka keikhlasannya bertumbuh.    

Seorang teman guru dari sebuah sekolah swasta ternama mengatakan, saya alhamdulillah bekerja di sekolah swasta yang bisa memberi upah yang layak, tetapi saya prihatin masih ada guru-guru yang mendapat upah jauh dari kelayakan.  Dia melanjutkan memang membeli bahan pokok bisa dengan ikhlas?  

Mungkinkah ketika ke toko bahan pokok seorang guru mengatakan “Pak saya guru, saya mengajar siswa dengan ikhlas, bapak bisa tidak menjual beras bapak dengan ikhlas?”. Guru juga ingin menyekolahkan anaknya di sekolah yang bermutu, “Pak saya guru, bolehkah saya menyekolahkan anak saya dan diterima dengan ikhlas, karena saya juga bekerja dengan ikhlas mengajar siswa di sekolah saya?”  Pastinya akan ditertawakan. 

Pantas saja jarang ada toko yang bernama toko ikhlas, karena nanti malah segala sesuatunya minta dijual dengan ikhlas.

Mudah-mudahan siapapun pemerintahnya, nasib dan kehidupan guru mendapatkan jaminan hidup yang layak.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun