Mohon tunggu...
Syabar Suwardiman
Syabar Suwardiman Mohon Tunggu... Guru - Bekerjalah dengan sepenuh hatimu

Saya Guru di BBS, lulusan Antrop UNPAD tinggal di Bogor. Mari berbagi pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Odading Ironman dan Masyarakat Sunda yang Gemar Bercanda

23 September 2020   03:05 Diperbarui: 23 September 2020   03:06 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Odading (aksikata.com)

Sejarah Odading

Menurut sejarawan kuliner dari Universitas Padjadjaran asal kata penamaan odading sudah ada sejak jaman kolonial Belanda.  Penamaan terjadi ketika ada seorang anak Belanda yang merengek sambil menunjuk ke arah kue yang sedang dijajakan pedagang lokal (orang Sunda). 

Ketika mendekat ibunya anak Belanda tadi berkata “O dat ding” atau kalau dalam bahasa Inggris Oh that thing yang berarti oh benda itu. Karena terdengar enak dikuping, oleh pedagang tadi dipopulerkan menjadi odading

Kisah ini sama halnya dengan guyonan asal kata dawegan (kelapa muda).  Ketika tentara Inggris kehausan dan melewati perkebunan kelapa, mereka ingin meminum air kelapa muda, tetapi karena kesulitan untuk memanjat pohon kelapa, komandan mereka berkata do with the gun. Ketika itu ada penduduk lokal yang mendengar, oh kelapa muda itu namanya dawegan. Jadilah sampai sekarang dikenal sebagai dawegan.

Bagi kita kata itu sudah menjadi bagian yang kita gunakan, apakah hanya sebagai bahasa kirata (dikira-kira tapi nyata) atau memang terbentuk seperti cerita tadi. Dalam komunikasi yang terpenting adalah pesannya bisa dipahami kedua belah pihak.

Sekadar Hiburan

Dalam masa pandemi seperti saat ini kita masih bisa bercanda. Inilah antara lain kekuatan bangsa ini. Di belahan dunia lain semuanya dalam keadaan tertekan, kita masih bisa bercanda. Tetapi tentunya ketika berbicara kehidupan kita harus serius. Hak sehat adalah hak mendasar. 

Agama mengajarkan kesehatan adalah kenikmatan yang menempati urutan kedua setelah keimanan. Tetapi sekali lagi kenyataan di masyarakat kematian pun masih dijadikan candaan. Lihat ketika pencairan bantuan langsung tunai, masyarakat berjubel tanpa menggunakan masker. Tidak ada raut ketakutan, kalau sudah waktunya mati ya mati saja. Begitu kira-kira. Mengerikan.

Odading (aksikata.com)
Odading (aksikata.com)
Kembali ke odading yang viral.  Sebelum viral video odading,  masih terekam dalam ingatan, viralnya seorang anak kelas 7 SMP yang menyanyikan lagu culametan (orang yang selalu lapar melihat makanan orang lain dengan cara meminta-minta).

Bahasa Sunda yang digunakan dalam video itu juga masuk kategori kasar.  Tetapi karena sifat culametan itu sifat yang sangat dibenci, video ini pun banyak yang menyukainya. 

Video viral mengenai odading Mang Oleh pun menggunakan bahasa yang masuk kategori kasar, tetapi karena disampaikan dengan lucu kemudian menjadi viral, antara lain ada kalimat ikan hiu makan tomat, tetapi tidak dilanjutkan dengan kalimat pantun, tetapi diiringi bahasa kasar ngegas goblok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun