Mohon tunggu...
Syabar Suwardiman
Syabar Suwardiman Mohon Tunggu... Guru - Bekerjalah dengan sepenuh hatimu

Saya Guru di BBS, lulusan Antrop UNPAD tinggal di Bogor. Mari berbagi pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perempuan-perempuan Tangguh dalam Kehidupan

18 September 2020   03:31 Diperbarui: 18 September 2020   05:23 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
publikasi.dompetdhuafa.org

Saat pandemi penulis semakin terkagum-kagum pada sosok perempuan.  Mereka mengambil alih peran untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.   Banyak usaha yang tutup bahkan bangkrut, tetapi para perempuan ini tampil menyelamatkan ekonomi keluarganya. 

Ini kisah yang saya alami langsung:

  • Di awal pandemi saya diberi sampel manisan jahe oleh seorang ibu,  yang suaminya bekerja di kapal pesiar.  Pandemi menyebabkan suaminya dirumahkan. Ia berniat berjualan manisan jahe.  Manfaat jahe sudah lama dipercaya masyarakat kita.  Paling gampangnya mencegah masuk angin, karena sifatnya membuat badan merasa hangat. 
  • Ibu-ibu yang memiliki keterampilan menjahit membuat masker yang unik, dijual di lingkungan terdekat.  Masker non medis sekarang merupakan sebuah kebutuhan untuk menghindari penularan. 
  • Suatu saat saya bertemu anak didik saya yang sudah lulus 20 tahun lalu.  Pak kalau beli daging ke saya, harga dijamin bersaing.  Saat itu mau lebaran, masih awal-awal dari pandemi.  Suaminya yang bekerja di pabrik  untuk sementara dirumahkan.
  • Ada juga yang memasarkan roti buatan keluarga, karena suaminya yang bekerja di jasa transportasi on line juga terkena dampaknya. 
  • Ada rekan sejawat seorang guru perempuan yang memanfaatkan hasil kebun jambu merah  untuk diolah menjadi jus jambu.  Tentunya ini memiliki nilai jual yang berbeda dibandingkan dengan menjual langsung jambunya.  Kemudian memasarkan sendiri, meskipun masih pada kalangan terbatas.  Ini membantu kehidupan ekonomi keluarga kakaknya.  Bertahan di tengah pandemi.
  • Mbok penjual jamu yang keliling di komplek perumahan saya, tetap  semangat.  Saya selalu memesan beras kencur, kunyit dan jahe.  Menyegarkan badan.  Saat yang lain terkena dampak, usahanya tetap bertahan dengan mengambil untung tidak terlalu banyak. 
  • Seorang perempuan yang saya kenal baik, ditinggal mati suaminya dengan empat anak perempuan. Saat suaminya meninggal anak paling besar baru kelas 5 SD.  Bertahan sebagai seorang orang tua tunggal, dan bertahan dengan membuka usaha warung makan. 
  • Seorang kenalan saya terselamatkan kebutuhan ekonomi keluarganya ketika dirumahkan, beruntung istrinya sudah merintis jualan on line sebelum dilanda pandemi. 

Dari kisah-kisah tadi, sangatlah pantas jika perempuan mendapatkan penghormatan yang luar biasa dari warga lainnya, terutama kaum laki-laki. Tulisan ini saya dedikasikan dengan penuh penghormatan kepada para perempuan tangguh yang ikut menjaga kelangsungan kehidupan keluarga bahkan bangsa dari krisis berkepanjangan akibat pandemi. 

Sumber bacaan penunjang: Opini Ketangguhan Perempuan dalam Perubahan Perilaku Keluarga di Masa Pandemi Covid 19, liputan6.com. 26 April 2020. 15 September 2020, https://www.liputan6.com/news/read/4237662/opini-ketangguhan-perempuan-dalam-perubahan-perilaku-keluarga-di-masa-pandemi-covid-19

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun