Mohon tunggu...
Syabar Suwardiman
Syabar Suwardiman Mohon Tunggu... Guru - Bekerjalah dengan sepenuh hatimu

Saya Guru di BBS, lulusan Antrop UNPAD tinggal di Bogor. Mari berbagi pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Unhappy Without yoU (UWU): Kerabat

21 Agustus 2020   10:38 Diperbarui: 23 Agustus 2020   09:08 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu hari sepulang sholat Maghrib, saya niatkan pulang ke rumah mengambil hp yang biasanya saya bawa ke Masjid dalam posisi tidak dibunyikan alias disilent.  Tapi niat itu berubah ketika tetangga sebelah rumah nongol dan menyapa saya.  Ya udah mampir dan kemudian ngobrol banyak hal, informasi ketetanggaan karena saya pergi pagi pulang sore sehingga kurang update lingkungan. 

Di sela-sela obrolan yang nikmat itu pikiran saya selalu tergoda untuk pulang dulu mengambil hp. Rasanya selalu merasa ketinggalan, ada perasaan bagaimana jika atasan mengirim wa, menelepon atau wag alumni sedang ramai-ramainya membahas masa lalu. Hehehe. Anda merasakan hal yang sama bukan?

Bersyukur saya mampu menahan diri untuk tidak mengambil hp ke rumah dan melanjutkan obrolan yang nikmat, bertatap muka, tertawa bersama, saling menghibur seiring bertambah usia ada rasa sepi yang semakin hinggap. Tak terasa adzan Isya berkumandang.  Saatnya mengakhiri obrolan nikmat itu dan bergegas ke masjid melaksanakan sholat Isya berjamaah.  Ternyata puasa memegang hp sekitar kurang lebih satu jam bisa dilakukan dan menyeruak rasa bahagia dalam dada.

Unhappy Without yoU alias UWU mulai saya nikmati bersama tetangga, sebagai keluarga dekat pengganti keluarga. Itu dengan modal meninggalkan pegang hp selama kurang lebih satu jam.

Sebenarnya UWU sudah menjadi komitmen keluarga inti saya, terutama dari godaan hp. Ketika kami ada waktu untuk jalan-jalan dengan keluarga inti, semua sepakat untuk tidak memainkan hp.  Itu komitmen yang dibangun karena pada akhirnya waktu kebersamaan menjadi sia-sia kalau tetap asyik dengan dunianya sendiri sendiri.  Kritik kepada saya dari anak anak agar saya menyimpan hp ketika jalan-jalan sering diungkapkan.  

Ah anak anak, pejabat aja bisa aktif main instagram, twitter, masa bapak hanya seorang guru tidak bisa. Iya pejabat mah banyak uangnya untuk pulsa, punya ajudan, hpnya juga bisa gonta ganti, lha Bapak beli pulsa aja kan harus menyisihkan sekian kebutuhan yang lain.  Hehehe. Kritik yang mengena. Pada akhirnya sekali komitmen ya komit. 

Jangan ada tapi, maknai kebersamaan dengan sepenuh hati. Maka hati juga yang menanggapinya. Ya Unhappy Without YoU alias UWU.  HP tidak akan bisa mendoakanku suatu saat, engkaulah anak-anakku yang akan mendoakan aku langsung. Terima kasih anak-anakku.

Sebagai pengajar Sosiologi sering saya sampaikan kita perlu waktu bersama.  Misalnya agar terjaga waktu bersama, cukup punya satu tv saja di ruang keluarga, tentunya bagi yang mampu.  Ciptakan kehangatan bersama.  Adakalanya kita rebutan remote dengan saudara, untuk mempertahankan saluran kesukaan kita.  

Percayalah suatu saat akan menjadi kenangan yang indah.  Bagaimana kita dengarkan ibu, ayolah Kak kamu kan udah gede, biarkan ade dulu. Betapa kesalnya kita karena kita harus selalu mengalah pada ade. Tapi percayalah itu pelajaran untuk mengajarkan kedewasaan.

Dulu di waktu utama acara tv kebersamaan keluarga juga diikat oleh acara yang memang menarik dan memiliki nilai edukasi yang positif. Saya ingat antara lain acara sinetron si Doel.  Jauh sebelum bermunculan televisi swasta, TVRI sebagai tv tunggal, acara favorit yang ditunggu antara lain Dunia Dalam Berita, Minggu pagi tak bisa diganggu gugat film boneka si Unyil.  Anak anak sudah berkumpul di depan tv.  Indah benar waktu itu.  Tak terasa waktu cepat berlalu.  Unhappy Without yoU keluarga dan teman-teman.

Kini seiring dengan kemajuan bidang teknologi informasi, banyak ruang keluarga tempat kebersamaan ditinggalkan para penghuninya, mereka asyik dengan dunianya sendiri.  Tertawa dengan teman-teman dunia mayanya, dengan teman sekolahnya yang berlanjut di dunia maya, sementara ruang keluarga menjadi sepi.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun