Mohon tunggu...
Nelul Azmi
Nelul Azmi Mohon Tunggu... Freelancer - Humanis

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Daring Lagi, Darting Lagi?

27 Agustus 2021   20:01 Diperbarui: 27 Agustus 2021   20:43 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pemerintah menyambut tahun ajaran baru 2021 dengan mengeluarkan SKB atau Surat Keputusan Bersama 4 Menteri yang di dalamnya mengatur proses kegiatan pembelajaran. 

Dengan diadakannya PPKM otomatis kegiatan pembelajaran masih dilakukan secara daring yang selama setahun lebih ini diberlakukan sejak pertengahan Maret 2020.

Kegiatan Pembelajaran dilakukan dengan mengutamakan keselamatan dan kesehatan siswa, guru, orang tua, dan stakeholder lainnya dengan tidak mengesampingkan aspek tumbuh kembang dan psikososial anak. Meskipun kedua aspek tersebut pastinya akan terkena dampaknya.

Langkah pemerintah tersebut tidak lain karena semakin meningkatnya kasus positif Covid 19 belakangan ini dan sebagai upaya preventif dari pemerintah. Belum lagi dengan ditemukannya varian baru dari virus Covid 19 yang berdasarkan riset lebih berbahaya dari varian sebelumnya.

Model pembelajaran daring bukan tanpa masalah. Baik dari guru, orang tua, ataupun murid. Permasalahan-permasalahan yang ada sering kali membuat emosi tidak terkontrol dan stres. 

Padahal sebagai mana dikutip dalam artikel kesehatan oleh dr. Ihda Fadila, emosi tidak terkontrol dan stres dapat menjadikan faktor terjadinya penyakit tidak menular yaitu hipertensi atau darah tinggi yang istilah sekarang sering disebut darting. Saat kita stres tubuh akan mengeluarkan hormon kortisol dan adrenalin yang denyut jantung menjadi meningkat. 

Seseorang dikatakan mengalami darting apabila kondisi tekanan darah di 130/80 mmHg atau lebih. Padahal penyakit ini menjadi salah satu penyumbang angka kematian terbesar di dunia. Mengerikan bukan? Tentu hal tersebut tidak ingin terjadi pada kita atau orang terdekat kita.

Permasalahan pada guru, kesabaran guru benar-benar diuji ketika pembelajaran daring. Mulai dari siswa yang terlambat masuk meet, tidak mengerjakan tugas, banyaknya beban tambahan administrasi sekolah, belum lagi ketika mendapat kritik dari orang tua murid berkaitan dengan pembelajaran daring. 

Penulis rasa guru paling berprestasi di sekolah dan dari lulusan terbaik universitas terkemuka belum tentu mampu menjadi yang terbaik dalam mengatasi permasalahan ini. Penguasaan teknologi dan kemampuan adaptasi juga acapkali menjadi permasalahan bagi sebagian guru pada masa sekarang.

Permasalahan pada siswa, mulai dari banyaknya beban tugas, mengalahkan rasa malas atau bosan, tekanan dari orang tua, jaringan internet yang terbatas, serta keterbatasan sumber belajar menjadi permasalahan yang kerap terjadi pada siswa, akses situs berbahaya, dan kecanduan game online.

Permasalahan pada orang tua, meskipun yang bersekolah anaknya tentu kondisi saat ini orang tua juga dituntut untuk belajar bisa membagi waktu mengurus pekerjaan dan sekolah anak, menjadi guru dan sarjana dari semua bidang keilmuan, menyediakan cost berlangganan internet atau paket data internet, dan banyaknya informasi yang masuk di grup WhatsApp sekolah secara bersamaan. Semua dilakukan demi anak-anak mereka dapat tetap belajar dalam segala kondisi. Belum lagi jika mempunyai anak yang masih usia sekolah lebih dari satu.

Putri Damayanti pekerja swasta dan ibu dengan dua anak mengaku pembelajaran daring seringkali membuat dirinya sangat repot. Namun dirinya masih mau meluangkang waktu untuk mendampingi anak belajar meskipun harus di malam hari karena jam kerja kantornya bisa 8-9 jam. Sebisa mungkin meski hanya untuk menanyakan apa saja kegiatan anak saat daring, hal tersebut membuat anak merasa diperhatikan.

 Ia juga dibantu suaminya untuk mendampingi anak belajar sehingga sangat membantu dan tidak perlu mengelurkan biaya tambahan untuk biaya guru les. 

Berbeda dengan Erna seorang dokter yang harus bekerja lebih dari 10 jam sehari memilih untuk mengundang guru privat meskipun ia juga setiap hari masih bisa mendampingi anaknya di malam hari untuk belajar. Sedangkan

Semua permasalahan tersebut tentu bisa saja membuat kita depresi, stres, emosional jika kita tidak menyikapinya dengan bijak. Tentu hal ini bisa diminimalisir dampaknya dengan kerjasama semua pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun