Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Potret Guru Saat Ini Merupakan Wajah Indonesia di Masa Depan

6 Desember 2022   21:03 Diperbarui: 9 Desember 2022   16:33 1077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama guru di Labuhan Batu Selatan (Dok Pribadi)

Fungsi guru dalam memajukan sebuah bangsa tidaklah menjadi perdebatan. Semua kita sepakat bahwa kualitas bangsa ditentukan oleh kualitas guru. Jika kita sepakat bahwa kualitas guru hari ini adalah potret bangsa kita jauh kedepan, mengapa kita tidak total memberikan dukungan agar kualitas kehidupan guru dimajukan? Mengapa debat tentang mutu guru menjadi perdebatan panjang?

Fakta yang kita lihat bahwa sekolah yang memiliki guru yang berkualitas menghasilkan siswa yang berkualitas. Apa sulitnya membangun guru yang berkualitas? Bukankah guru yang berkualitas akan berdampak semua sendi kehidupan? Mengapa kita masih berdebat tentang metode meningkatkan kualitas guru? Dari semua pertanyaan ini menunjukkan bahwa kita kurang serius meningkatkan mutu guru.

Berbagai upaya dilakukan meningkatkan mutu guru. Salah satu caranya adalah sertifikasi guru. Tetapi cara itu tidak menunjukkan hasil yang baik. Sebab, sertifikasi membuat guru fokus kepada bagaimana cara agar dana sertifikasi berjalan lancar. 

Apapun dilakukan guru agar dana sertifikasi tidak terhalang. Caranya adalah melakukan daya dan upaya agar persyaratan untuk dana sertifikasi lancar. Fokus agar dana sertifikasi guru lancar mengurangi fokus guru agar menghasilkan siswa berprestasi atau siswa yang berkualitas.

Syarat agar dana sertifikasi lancar adalah jam mengajar minimal 24 jam dalam seminggu atau ada kegiatan menjaga perpustakaan dan jabatan struktural. Syarat jam mengajar minimal 24 jam dalam seminggu membuat guru Mata Pelajaran (Mapel) selalu kuatir jika guru mata pelajaran yang sama didatangkan ke sekolahnya. 

Tidak sedikit Kepala Sekolah melakukan ancaman kepada guru yang tidak disukainya dengan mendatangkan guru baru yang yang satu Mapel. Jika jam mengajar kurang dari 24 jam, tidak ada tugas dan jabatan struktural maka dana sertifikasi dihentikan.

Guru yang memiliki sertifikasi pun sesungguhnya bukan karena pertimbangan kompetensi tetapi ditentukan oleh jumlah uang negara. Jadi, guru yang lulus sertifikasi tidak berdasarkan standar kompetensi tetapi berdasarkan jumlah uang negara yang tersedia. Dalam konteks inilah banyak guru yang mengeluh kenapa tidak lulus uji sertifikasi berulang kali padahal sudah belajar keras. Dalam hal ini, guru yang tidak menyadari akan menimbulkan kegelisahan.

Ada argumentasi yang mengatakan bahwa sertifikasi guru itu tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan guru. Jika itu argumentasinya, maka guru tidak diperlakukan adil oleh negara karena jumlah guru yang mendapatkan dana sertifikasi sangat terbatas. 

Syarat untuk mendapatkan dana sertifikasi bagi guru yang telah memiliki sertifikasi itupun tidak tulus karena syaratnya menimbulkan konflik sesama guru satu Mapel. Guru satu Mapel konflik dingin dan berharap akan keberpihakan kepala sekolah.

Jika murni dana sertifikasi itu bagi kesejahteraan guru maka tidak perlu syarat jumlah jam mengajar. Sejatinya, guru yang memiliki sertifikasi secara otomatis mengajar anak bangsa dengan spenuh hati dan sepenuh jiwa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun