Jika  kita telusuri latar belakang  brigadier J  yang dilahirkan seorang  ibu  boru Simanjuntak  seorang guru honorer di Jambi dan seorang ayah yang sangat baik  menunjukkan bahwa brigadier J adalah anak yang baik. Ayah brigadir J menceritakan bahwa  sejak kecil brigadir J rajin sekolah minggu. Â
Dari aspek rohani, budaya dan  pembinaan yang dilakukan orang tua brigadier J  potensi  melakukan pelecehan seks tidak memungkinkan. Apalagi dari aspek  umur brigadier J  dengan ibu TC  sangat jauh. Andaikan brigadir J mengalami kelainan seks sekalipun dia tidak melakukan kepada  pimpinannya.
Dari kasus  brigadier J  sulit  kita mengambil hikmahnya. Hal itu disebabkan  karena  cerita  itu tidak masuk nalar dan logika.  Ilmuwan perilaku pun  mungkin  akan kebingungan  jika  membaca kronologis yang dilakonkan dalam reka ulang kasus ini.Â
Logika sehat kita  bertanya, "apakah selama brigadir J  bersama keluarga FS tidak menunjukkan kecurigaan?"  Tidak mungkin brigadir J  tidak menunjukkan tanda-tanda terkait dengan potensi pelecehan seks  yang akan dilakukannya.  Sebab,  perilaku itu adalah tindakan yang berulang.  Tidak mungkin tiba-tiba tanpa ada  tanda-tanda yang mencurigakan.
Selama ini  kita  acapkali  berdebat dengan polisi  dan berakhir dengan  debat yang tidak masuk akal.  Kasus ini menambah cerita bagi polisi  yang  menantang nalar dan logika kita untuk sehat.  Walaupun  cerita pelecehan seksual yang dilakukan brigadier J ke PC menantang nalar dan logika kita, mari kita belajar menghindari  seluruh potensi pelecehan seksual.  Â
Kita tutup  potensi sekecil apapun  untuk bebas dari pelecehan seksual.  Berharap kasus yang  memilukan ini  menunjukkan keadilan  dan pembelajaran bagi kita.
Â