Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cara Mudah Mengasah Kecerdasan Sosial Anak

4 Juli 2022   20:39 Diperbarui: 4 Juli 2022   20:42 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Jika  hartamu hilang, tiada yang hilang. Jika kesehatanmu  terganggu, sesuatu hilang. Jika karaktermu hilang, semua telah hilang (Billy Graham)

Dalam kehidupan sehari-hari acapkali kita berkata kepada  siapa aja  agar sukses.    Bagaimana dengan anak kita  di rumah.  Kesuksesan apa yang kita ajarkan dalam mimpi atau cita-citanya?  Seperti apa kesuksesan  yang kita ajarkan dan kesuksesan apa yang ada dalam persepsi anak kita?  Apakah sukses memiliki harta kekayaan kelak    atau bagaimana nilai-nilai sukses yang kita ajarkan.  Apa yang terpikirkan anak kita  dalam kesuksesan hidupya?  Jika anak  bercitacita menjadi pengusaha, bagaimana  gambaran pengusaha yang dibayangkan?  Nilai-nilai apa yang kita tanamkan dalam kehidupannya, bagimana pula melatih kepekaan sosialnya?

Para orang tua berusaha memberi pendidikan yang terbaik untuk anaknya dengan cara menyekolahkan anaknya di sekolah yang terbaik.  Terkesan, sekolah yang baik dan hebat itu  adalah sekolah yang mahal.   Apa sesungguhnya target kita untuk anak sehingga para  orang tua menyekolahkan anak ke sekolah yang mahal yang disebut hebat itu? Dalam rangka apa sesungguhnya menyekolahkan anak? Jawaban kita adalah  demi masa depan anak-anak.   Lalu  bagaiman mereka  membina anak agar kecerdasan sosialnya terasah?

Setiap anak harus memiliki  kecerdasan sosial  dalam rangka membangun peradaban manusia.  Anak-anak kita sejak dini harus memahami   tujuan mereka untuk belajar. Mereka itu belajar  Matematika, Fisika, Kimia,  Geografi, Sastra,  Biologi dan berbagai disiplin ilmu  tujuan utamanya adalah menolong umat manusia untuk peradaban.   Kalau anak-anak kita   belajar  ilmu peternakan maka harus disadari ilmu peternakan untuk menjawab kebutuhan manusia dengan cara pemuliaan hewan. Mereka melakukan rekayasa genetik untuk hewan karena kebutuhan daging akan manusia membutuhkan rekayasa genetic untuk mempercepat pertumbuhan.

Anak-anak kita belajar Ilmu Biologi  agar kelak masuk ke  Ilmu alam, Pertanian, Kedokteran  dan berbagai disiplin ilmu  tujuan akhirnya adalah menolong manusia.   Tujuan utama seluruh ilmu pengetahuan  adalah menjawab persoalan manusia dan menjaga alam agar terus dimasa kini dan dimasa yang akan datang.  Kesadaran yang amat penting ini  harus kita   ajarkan kepada anak-anak kita sejak dini.   Kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuan   untuk menjawab kebutiuhan manusia dengan cara merawat alam akan memotivasi anak-anak kita agar haus akan ilmu pengetahuan.

Latar belakang ilmu pengetahuan saya  adalah  ilmu lingkungan tetapi saya senang belajar ilmu politik dan hukum karena saya melihat  bahwa saya membutuhkan kesadaran politik untuk memberi kontribusi bagi bangsa dan negara.  Betapa pentingnya ilmu politik untuk kesadaran politik agar keadilan politik terjadi di tengah masyarakat.  Saya pun belajar ilmu hukum karena terlalu  banyak ketidakadilan hukum di tengah masyarakat. Hal itu yang disebut ilmu hukum dan politik  bagi orang awam.   Sebagai warga negara, harus sadar politik dan sadar hukum. Karena itu, kita harus belajar ilmu politik dan hukum agar kita mampu memperjuangkan aspirasi yang ada di sekitar kita.

Dalam rangka  mengasah kecerdasan  sosial  kedua anak kami Daniel dan Dora maka sejak kecil saya melatih  bermain bola dengan berbagai kalangan.  Daniel bermain bola dengan anak-anak kaum elit dan juga bermain bola di kalangan masyarakat  korban pembangunan atau anak-anak marginal.   Bola membuat anak saya belajar tanpa batas sosial.  Dalam bermain bola mereka minum dari tempat yang sama dan saling bergantian.  Mereka tidak mengenal status sosial tetapi mengenal bagaimana mengolah sikulit bundar.  Putri saya Dora juga bermain basket dengan siapa saja.  Olah raga  bola, basket, renang dan lainya telah membuat kedua anak saya  belajar pluralitas.

Minggu lalu kedua anak kami belajar di sebuah yayasan  yang disebut Kampus Diakonia Modern (KDM).  Mereka belajar selama tiga hari.  Danaiel yang kelas  1 SMA  sangat antusias berteman dengan anak-anak marginal di KDM.   Daniel menyadari bahwa ternyata buku bacaan itu penting sekali bagi orang lain. Daniel bercerita betapa pentingnya buku-buku komik saya di rumah bagi mereka.  Kapan kita mengantar  buku komik di kamarku? Katanya kepada ibunya.  Daniel sangat antusias dan menyadari bahwa  buku buku bacaan yang  di kamarnya sangat penting bagi anak-anak KDM.  Bagiku tidak penting ternyata bagi yang lain sangat penting katanya bercerita.

Daniel juga menyadari betap pentingnya kehadiran kita bagi orang lain.  Kita dibutuhkan orang lain, katanya bercerita.  Saya memberi Daniel tugas menuliskan  pengalaman da nisi hatinya tentang KDM.  Daniel menceritakan kegembiraan hatinya selama di KDM dan merasakan kehangatan hidup anak-anak di KDM.  Daniel dengan baik menceritakan kelas-kelas  peserta didik di KDM. Di akhir tulisannya Daniel menuliskan bahwa, "saya senang berada di KDM karena kegiatannya sangat seru dan asyik. Di KDM saya sangat puas bercanda dengan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun