Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dampak Kebiasaan Berbohong dan Masyarakat Wisata

29 Juni 2022   10:43 Diperbarui: 29 Juni 2022   11:30 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Kawasan Danau Toba dijadikan kunjungan wisata super prioritas.  Semua aspek sedang dibenahi walaupun menimbulkan konflik lahan karena  pendekatan pembangunan pemerintah  hanya sesuai selera atau kepentingan orang tertentu.  Pendekatan pembangunan wisata tidak berdasarkan teori pembangunan berkelanjutan (sustainable development).  Indonesia jelas meratifikasi konsep pembangunan yang dicanangkan PBB yaitu  pembangunan  berkelanjutan untuk menyelamatkan bumi.  Pembangunan berorientasi proyek bukan demi masa depan rakyat, khususnya di kawasan Danau Toba. Orientasi proyek inilah yang  sumber konflik.

Salah satu  hal yang terpenting dalam pengembangan  wisata adalah  kenyamanan   parawisata. Salah satu titik krusial  dari  pengembangan wisata adalah bidang  transportasi.   Pengelola transportasi dan  sopir  di lapangan dapat dipercaya para wisatawan.    Pengalaman saya di   Bandara Silangit adalah jadwal  bis umum yang tidak jelas.

Saya pernah mencoba naik bis umum  dari bandara Silangit hendak ke Pangururan.  Sopir berjanji bahwa bis itu akan berangkat pukul 13.00 WIB, tetapi hingga pukul 14. 00 WIB bis itu belum berangkat.  Saya menjadi rental mobil  ke Pangururan karena mengejar acara  kami pukul  15.00 WIB.  Sangat kesal dengan  kebohongan sopir itu. Sopir itu berjanji paling lambat berangkat pukul 13. 00 dan saya sudah bayar ongkos.

Saya dan istri  berangkat dari Porsea hendak ke  Kualanamu.  Kami menumpang   sebuah mobil yang  penumpangnya 3 orang .  Dari penumpang  ada yang mengaku tiket pesawatnya  pukul 15.00 WIB sementara kami di  Siantar pukul  13.00.

Ketika makan di Siantar buru-buru hingga istri saya tergopohgopoh. Saya juga mendesak istri saya agar cepat menyelesaikan makan.  Sopir itu ngebut sampai ke Kualanamu untuk mengejar  pesawat pukul 15. WIB.  Ternyata, ketika turun dari mobil penumpang itu tersenyum dan mengatakan kepada kami  pesawat mereka pukul 17.00 WIB.  Kesal sekali mendengarnya.

Pernah juga menumpang kendaraan dari Medan menuju  Toba.  Penumpang diantar   ke rumahnya. Penumpang mengaku  3 KM dari jalan raya, faktanya  sangat jauh dan jalan rusak pula.  Rasaku hampir sama lamanya dari Siantar ke Toba dibandingkan dari simpang ke  rumahnya.  Kesal melihat penumpang seperti itu.  Pengalaman buruk seperti itu membuat saya tidak mau naik mobil umum. Padahal, ingin sekali bercerita dengan banyak orang di  mobil atau bis yang ada penumpang lain.

Dampak dari kebohongan dan ketidakpastian  dunia transportasi kita membuat  banyak penumpang  mengambil jalan lain. Sejatinya rejeki  rakyat yang didunia transportasi  berpindah ke pengusaha yang elit.  Para wisatawan lebih memilih kenyamanan.  Mereka  lebih baik membayar mahal   asalkan  aman dan nyaman.  Dalam kondisi ini,wisatawan atau  penumpang naik  bis umum atau kendaraan umum karena keterpaksaan saja.

Di Sumatra Utara, khususnya yang bertujuan ke Kawasan Danau Toba sejatinya  belajar dari pengelolaan transportasi di Jawa.  Jika kita mau berangkat ke Cirebon,  Kuningan, Bandung, Semarang, Salatiga sangat nyaman.  Terlalu nyaman jika saya mau naik kendaraan umum ke  Bandung.

Jika saya dari Medan hendak ke Toba,  yang muncul adalah pusing.  Pilihannya adalah rental mobil sendiri.   Dalam dunia rental inipun, untung- untungan. Dalam telpon mobil bagus yang akan dikirim tetapi faktanya mobil butut.  Harap-harap cemas mobil apa yang datang menjemput kita di penginapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun