Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Seni Mendidik Anak di Masa Sulit (Kisah Masa Pandemi Covid-19)

23 April 2022   09:55 Diperbarui: 24 April 2022   12:20 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua hari kami tinggal di Villa lereng gunung yang dikelilingi sungai dengan air yang amat jernih itu, anak pertama kakak kami mulai batuk. Kami curiga karena batuk dan Ujang mengantarnya untuk swab antigen dan hasilnya positif.

Anak kakak kami pulang ke rumah dan abang kami suami kakak juga positif Covid 19. Mereka bergabung tiga orang di Kebun Jeruk. 

Dalam membangun percaya diri anak-anak, saya ajari mereka mencangkul sawah sambil mencari cacing untuk umpan pancing di kolam-kolam yang cukup luas dengan kedalaman sekitar 160 cm. Saya ajari anak-anak kami cara mencangkul dan mengajari cara menangkap cacing.

Setiap pagi saya ajak anak-anak mencangkul di sawah sambil mencari cacing kemudian kami pergi memancing dan hasil pancingan kami goreng untuk makan siang. Mereka kami didik untuk membersihkan ikan hasil pancingan untuk digoreng.

Momentum itu kesempatan kami untuk mendidik anak memahami proses menangkap ikan, membersihkan ikan, menggoreng ikan hingga menyantapnya.

Suasana yang menyedihkan kita kondisikan bisa agar menyenangkan. Kami terus menerus komunikasi dengan kakak dan abang kami yang isolasi mandiri di rumah.

Hari ketujuh setelah kami menggunakan cacing sebagai umpan memancing, kami membeli pellet ikan dan kami buat adonan kemudian dibuat bulat-bulat menjadi umpan pancing.

Hasil pancingan cukup seru dan tiba waktunya ikan besar memakan umpan pancing saya dan kutarik dengan kuat. Posisiku duduk di atas gubuk di samping kolam.

Ketika saya tarik pancing dengan tiba-tiba, ternyata tali pancing terseret dan mengenai telepon genggam (HP) saya. Telepon saya terlempar ke dalam kolam.

Kami kaget dan sedih. Anak saya Daniel menyelam ke kolam bersama saya. Cukup lama kami mencarinya dan tidak ketemu. Ikan dapat HP melompat kataku dengan rada kesal tapi terkesan melucu sehingga anak-anak kami ketawa.

Tertunduk lesu karena saya tidak bisa komunikasi dengan kantor, teman dan keluarga. Istri saya langsung pesan HP dan meminta si Ujang untuk menjemput HP itu ke rumah kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun