Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pendidikan Itu Keajaiban yang Diciptakan

31 Oktober 2020   07:26 Diperbarui: 31 Oktober 2020   20:31 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Yannis H on Unsplash

Perempuan setelah lulus agak lambat juga mendapat pekerjaan, tetapi istri saya terus menggunakan jaringanya untuk mencari pekerjaan yang tepat. Akhirnya dia bekerja di perusahaan asing dan setelah mendapt upah dia bilang "uda, aku sudah kirim uang ke mama dan bapak". 

Laki-laki itu bilang sudah kirim ke mama, kalau perempaun itu bilang kirim uang ke mama dan bapak. Berbeda iya. Mengapa mereka berbeda membuat kalimat. Itupun saya perhatikan.

Ketika saya Tanya, mereka senyum senyum saja. Dua hari lalu, istri saya cerita bahwa perempaun itu mengajak kakak dan abang iparnya bekerja di perusahaan tempat dia bekerja. Katanya, kakak dan abang iparnya Putus Hubungan Kerja (PHK). Karena PHK maka dia mengajak saudaranya bekerja ke perusahaan tempatnya bekerja.

Saya sudah pernah ke rumah dua anak itu. Orang tua mereka hidupnya sangat sederhana. Anak laki-laki itu anak nelayan yang setiap hari harus ke laut. 

Anak perempaun itu di sebuah desa terpencil yang hidupnya bertani. Nelayan dan bertani kehidupan yang sulit karena hasil laut atau pertanian kadang tidak jelas dan harga hasil tangkapan dan hasil pertanian tidak stabil.

Mereka menjadi ekonomi lemah karena dipaksa oleh keadaan yang tidak bisa diatasi sendiri. Dibutuhkan kebijakan pemerintah untuk melindungi mereka.

Mengingat pembicaraan saya dengan Prof. Yo tahun 2014 dan melihat dua anak itu dan kawan-kawannya sudah banyak bekerja di berbagai profesi maka saya meyakini bahwa pernyataan Prof.Yo bahwa pendidikan itu ajaib adalah kenyataan. 

Ketika wisuda anak-anak yang menerima beasiswa termasuk yang tinggal di rumah kami, orang tua mereka menangis tak henti. Mereka mengatakan bahwa kami tidak pernah percaya bahwa anak kami kini sarjana. Sarjana dan sudah bekerja. 

Mereka umumnya sudah bekerja sebelum wisuda. Jadi, ketika acara wisuda orang tua sudah dibayar anak-anaknya ongkos datang dari hasil bekerja.

Pendidikan itu keajabaian, tetapi jangan lupa bahwa keajaiban yang diciptakan. Tidak mungkin terjadi keajaiban jika Prof.Yo tidak memberikan mereka beasiswa. Selain beasiswa, juga dukungan orang tua mereka tentang biaya hidup. Semua orang yang memberikan dukungan kepada pendidikan memberikan kontribusi menciptakan keajaiban itu.

Memahami pendidikan adalah keajaiban, maka langkah strategis mengentaskan kemiskinan adalah mengelola pendidikan dengan baik. Langkah berikutnya adalah memberikan beasiswa sebanyak-banyaknya, khususnya masyarakat yang miskin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun