Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Ilmu Sejarah dan Pergulatan Mencintai Ilmu yang Tidak Diminati

21 September 2020   09:56 Diperbarui: 22 September 2020   10:03 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumen pribadi

Ketika anak-anak cita-cita saya adalah insinyur Teknik. Cita-cita saya itu membuat saya senang belajar Matematik, Fisika dan ilmu-ilmu eksakta yang menurut saya penting untuk ilmu Teknik. Karena cita-cita Insinyur teknik itu saya masuk jurusan Fisika (A1) Ketika SMA tahun 90-an.

Belajar Matematik, Fisika dan Kimia sangat serius dan mengantuk jika dengan pelajaran lain seperti Bahasa Indonesia, Sejarah, Biologi, geografi dan hampir seluruh pelajaran diluar Matematika, Fisika dan Kimia. 

Tidak berminat mata pelajaran Bahasa, sejarah dan ilmu lainya, ditambah pula penyajian gurunya tidak menarik. Sempurnalah kebodohan saya di berbagai mata pelajaran, khususnya ilmu sosial dan Biologi.

Di SMA guru Bahasa Indonesia tidak mampu menjelaskan dahsyatnya ilmu Bahasa dan Sastra untuk kemajuan sebuah bangsa. Guru Bahasa dan sastra gagal menjelaskan literasi. Guru Bahasa dan sastra terkesan menghabiskan kurikulum saja. 

Karena faktanya demikian, bagi saya untuk apa mempelajarinya? Andaikan guru Bahasa dan sastra meyakinkan saya betapa pentingnya belajar Bahasa dan sasta untuk menulis, hakul yakin saya akan tertarik dengan mata pelajaran itu. 

Ketika saya sarjana baru saya tertarik Bahasa dan sastra dan belajar betapa luasnya cakupan Bahasa dan sastra Indonesia itu.

Selain mata pelajaran Bahasa dan Sastra yang tidak menarik di SMA adalah mata pelajaran Sejarah. Belajar sejarah identik dengan menghafal. Nilai sejarah bagus karena dipaksa menghafal dan tidak diajarkan pengertian dan makna pentingnya pengetahuan sejarah. Pelajaran sejarah tidak menarik sama sekali.

Saya tertarik pendidikan sejarah setelah sarjana. Sedih jika Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ada rencana menghapus mata pelajaran sejarah, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan. Nadiem Makarim lupa bahwa pendidikan sejarah awal dari pemahaman akan apa yang akan kita lanjutkan.

Bagaimana jadinya Sekolah Kejuruan Pariwisata tidak mengerti pentingnya sejarah dalam pariwisata. Apa yang hendak disuguhkan ke pelancong luar negeri jika dalam dunia wisata tidak ada sejarah? 

Bagimana wisata Danau Toba tanpa menjelaskan sejarah terjadinya Danau Toba, sejarah masyarakat Batak di Kawasan Danau Toba, sejarah budaya dan keyakinan dan masuknya agama-agama di Kawasan Danau Toba. Apakah wisata dalam persepsi Nadim Makarim?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun