Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Ilmu Sejarah dan Pergulatan Mencintai Ilmu yang Tidak Diminati

21 September 2020   09:56 Diperbarui: 22 September 2020   10:03 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumen pribadi

Bahkan, ketika mau ujian skripsipun saya membaca buku tentang eskatologi (ilmu yang membahas tentang kehidupan setelah mati). Untungnya, saya lulus tepat waktu bahkan lebih cepat dari yang saya harapkan.

Ketika lulus dari Sarjana Perikanan dan Kelautan, tanpa wisuda saya membuka usaha dengan teman dan melanjutkan kuliah dengan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan (PSL) di IPB.

Di IPB saya sangat menikmati kuliah karena sudah menjadi ilmu impian. Di IPB itulah saya sadari bahwa Ilmu Perikanan dan Kelautan adalh ilmu yang sangat menarik.

Menyesal sekali saya tidak belajar sungguh-sungguh ketika di UNRI. Di IPB saya belajar lagi Ilmu Perairan, politik, sosiologi, anthropologi dan berbagai isu paling mutakhir. Ilmu Lingkunga merupakan multidisiplin, maka dibutuhkan kombinasi berbagain isu terkait menyelamatkan lingkungan hidup. Bahkan ilmu filsafat dan dunia pendidikan harus dipelajari terkait pendidikan lingkungan sejak dini.

Mempelajari dunia Pendidikan Bersama Prof. Yohanes Surya, Ph.D saya menjadi asyik dengan pelatihan guru dan siswa Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang kini Kompetisi Sains Nasional (KSN) juga menjadi kesenangan sendiri. Ketertarikan dengan dunia pendidikan membuat saya kuliah di Universitas Negeri Jakarta yang dulunya IKIP Jakarta. Dunia pendidikan kini sangat menarik bagi saya.

Saya tertarik dengan dunia pendidikan dan kini belajar Manajeman untuk tugas karena aktif di organisasi. Belajar ilmu manajemen menjadi kebutuhan karena pekerjaan. 

Petualangan yang saya alami menyimpulkan bahwa biarkan anak-anak itu mencari ketertarikan sendiri. Saya tertarik dengan ilmu hukum dan banyak menuding saya ahli hukum dan pengacara karena beberapakali mendampingi orang yang terpinggirkan dan diperlakukan tidak adil oleh pengadilan. Mislanya Ompung Saulina yang usianya 92 tahun tanpa salah apapun menjadi terpidana. 

Ketika mendamping Ompung Saulina, saya belajar hukum dan mendampinginya di pengadilan. Ketika pendampingan itulah saya belajar hukum secara nyata dan substansi hukum dari pengacara dan buku-buku hukum. 

Ilmu hukum kini sangat menarik bagi saya karena sangat mendesak untuk menolong orang yang diperlakukan tidak adil. Rasa ingin menolong Ompung Saulina membuat saya senang belajar hukum.

Jadi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan keliru menghapuskan ilmu sejarah ke siswa. Hal yang perlu dilakukan adalah meyakinkan siswa betapa pentingnya pengetahuan sejarah. Pengetahuan sejarah sangat mendasar untuk menemukan ilmu-ilmu yang paling mutakhir. Soekarno, pendiri bangsa mengingatkan kita agar jangan lupa sejarah.

Ilmu pengetahuan apapun bisa kita pelajari ketika kita memiliki ketika kita membutuhkannya. Saya butuh ilmu hukum, saya mempelajarinya, saya butuh ilmu komputer, saya mempelajarinya. Terpenting, kita memiliki gairah hidup dan belajar mencintai ilmu pengetahuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun