Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pendidikan Samosir Sebagai Benteng Budaya

12 September 2017   13:06 Diperbarui: 12 September 2017   14:26 1459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PENDIDIKAN SAMOSIR SEBAGAI BENTENG BUDAYA

Kawasan Danau Toba, utamanya Kabupaten  Samosir telah ditetapkan   sebagai destinasi wisata.  Direktur  pemasaran Badan Otoritas Danau Toba (BODT) Basar Simanjuntak berulangkali menyebut target  wisatawan asing yang akan datang di kawasan Danau Toba sebanyak 1 juta/tahun.  Ditambah wisatawan domestik maka Kawasan Danau Toba (KDT)  akan berubah secara total.

Perubahan akan terjadi secara ekonomi, sosiologi, ekologi dan  tatanan masyarakat akan ikut berubah. Bagaimana Pemerintah Kabupaten (Pemkab)  Samosir menyiasasti ancaman sekaligus kesempatan ini? Apakah Pemkab Samosir menyadari bahwa ketika salah menyiasati ancaman ini maka masyarakat Samosir kelak akan tergilas oleh zaman? Apakah semua elemen bangsa menyadari bahwa Pulau Samosir adalah sumber peradaban Budaya Batak?.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Samosir Rikardo Hutajulu dalam diskusi di Kantor  Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO)  Regional Centre for Quality Improvement of Teacher  and Education Personnel (QITEP) in languea yang dihadiri SEAMEO BIOTROP, SEAMEO CECEP,  dan SEAMEO berbagai bidang keilmuwan hadir ketika itu di Jakarta   mengatakan bahwa Samosir akan menjadi destinasi wisata prioritas pemerintah pusat.  Karena itu Pemkab Samosir, khususnya Dinas Pendidikan (Disdik)  Kabupaten Samosir berkomitmen untuk meningkatkan mutu guru dan siswa. 

Masyarakat Samosir menjadi tuan di negerinya jika kualitas Sumber Daya Manusianya  (SDM) mampu melayani  wisatawan. Samosir menjadi destinasi wisata akan menjadi kesempatan  yang baik jika SDM masyarakat Samosir baik, Sebaliknya, Samosir sebagai destinasi wisata akan menjadi ancaman jika SDM nya rendah. Oleh karena itu Disdik Samosir sangat serius untuk meningkatkan mutu guru dan siswa. Karena mutu guru dan siswa saat  ini menentukan peran masyarakat samosir 10, 20, 50, 100  tahun yang akan datang. Pendidikan saat ini menentukan peran masyarakat Samosir dimasa yang jauh di depan. Kita harus berpandangan jauh kedepan, kata Rikardo Hutajulu.

Di Samosir jumlah guru sekitar 1800 orang di 203 Sekolah Dasar (SD) dan 34  Sekolah Menengah Pertama (SMP).  Jika hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) maka hanya sekitar 200 guru yang memiliki kesempatan untuk pelatihan dalam rangka peningkatan kompetensi dalam setahun. Artinya, ada guru yang tidak "dicharger" dalam 10 tahun. Keadaan ini amat memprihatainkan. Karena itu Dinas Pendidikan Samosir  berusaha seoptimal mungkin untuk mencari jalan keluar agar tidak hanya mengandalkan APBD. Dinas Pendikan Kabupaten Samosir membangun jejaring dalam rangka peningkatan mutu Pendidikan di Samosir.  Bekerjasama dengan berbagai Lembaga menjadi jalan keluar dalam rangka prinsip pendidikan yang partisipatif.

Sebagai bukti keseriusan Kepala Dinas  (Kadis) Pendidikan Kabupaten Samosir Rikardo Hutajulu tanggal 30 Agustus 2017, sehari setelah  diskusi dengan SEAMEO dari berbagai bidang  dan berbagai daerah,   Kadis Pendidikan Samosir mengajak Bupati Samosir untuk membuat nota kesepakatan  dengan  Seameo Regional Centre For  Qitep in Languange,  Seameo Regional Centre For Qitep in Mathematics, Seameo Regional Centre For Qitep In Sains, Seameo Regional Centre For Qitep In Cecep (menangani Pendidikan Anak Usia Dini).

Nota kesepakatan  ini diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan di  Kabupaten Samosir dalam rangka menyiasati tantangan zaman yang berubah bagaikan kilat.  Tahun lalu Pemkab Samosir juga membangun nota kesepahaman dengan Surya Institut yang didirikan oleh fisikawan kenamaan Prof. Yohanes Surya. Nota kesepahaman itu telah ditindaklanjuti dengan pelatihan guru dan siswa untuk  Olimpiade Sains Nasional (OSN).

Terkait dengan kehadiran   wisata asing dan persiapan menjadikan anak-anak Samosir yang  memiliki kompetensi pergaulan global maka Dinas Pendidikan Samosir mengadakan  English Practice Place di taman rumah dinas Bupati Samosir. Para siswa dapat  berlatih berbahasa Inggris di taman itu. Kegiatan ini bekerjasama dengan elementri school Singapura  dengan mengundang siswanya berkunjung ke Samosir November 2017.     

 Kepala Seksi (Kasi)  Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK)  SD  Roida Yanti Simbolon  mengatakan, Dinas Pendidikan Samosir sangat menyadari betapa penting kompetensi  guru di era pergaulan global ini. Di tengah keseriusan Dinas Pendidikan Kabupaten Samosir ada kendala atau tantangan bagi kami. Saya melihat guru dan tenaga kependidikan kurang menyadari atau kurang serius dalam meningkatkan kompetensi pribadi masing-masing.

Saya kurang paham apakah mereka sadar bahwa para guru memegang peran strategis untuk menentukan masa depan bangsa ini atau Samosir, khususnya?  Roida mencontohkan, tidak banyak guru di Kabupaten Samosir yang menyisihkan dana sertifikasi itu untuk meningkatkan kompetensi guru seperti membeli buku, laptop dan berbagai keperluan dalam rangka peningkatan kompetensi.  Seserius apapun Dinas Pendidikan Kabupaten Samosir kalau guru tidak serius, program Dinas Pendidikan tidak bermakna apa-apa.

Keseriusan Dinas Pendidikan harus sama dengan keseriusan para guru. Bahkan, lebih baik lagi jika guru dapat berinovasi dan mengembangkan kreativitas secara pribadi mengingat dana Dinas Pendidikan amat terbatas dalam melakukan peningkatan mutu guru.  Roida Yanti Simbolon berharap agar semua insan menyadari bahwa masa depan Samosir ditentukan pendidikan saat ini. Karena itu, partisipasi semua elemen masyarakat harus diintegrasikan.

PENDIDIKAN SAMOSIR SEBAGAI BENTENG BUDAYA
PENDIDIKAN SAMOSIR SEBAGAI BENTENG BUDAYA
Melihat Kabupaten Samosir secara objektif bahwa wilayah ini adalah wilayah adat. Di  Kabupaten inilah benteng budaya Batak. Alangkah mengerikan jika budaya Batak asli tergerus di wilayah ini. Dinas Pendidikan Kabupaten Samosir harus berkomitmen agar dunia pendidikan Samosir mengajarkan akar budaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun