Mohon tunggu...
Guntur Suyasa
Guntur Suyasa Mohon Tunggu... -

Saya pencinta tanaman, sejarah, filsafat,olahraga dan komik. Profesi saya pemandu wisata untuk wisatawan Prancis. Lahir di Bali, dan pernah tinggal lama di Yogyakarta. Suka menulis terutama saat musim "low season" pariwisata. Berlatih Yoga dan Chi Kung untuk kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dua Samurai dan Sebuah Terowongan (cerita spiritual)

7 Januari 2011   01:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:53 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12943624681522781442

Terowongan Zenkai, putra seorang samurai, pergi ke Edo dan di sana ia menjadi pengawal seorang pejabat tinggi. Ia menjalin cinta dengan istri sang pejabat dan ketahuan. Dalam upaya bela diri, ia memenggal si pejabat. Kemudian lari dengan istrinya. Keduanya kemudian menjadi pencuri. Akan tetapi sang wanita sangat kemaruk sehingga Zenkai menjadi muak. Akhirnya, ia meninggalkannya, ia pergi jauh ke provinsi Buzen, di mana ia menjadi pengemis kelana. Untuk menebus masa lalunya,  Zenkai berniat melakukan sejumlah kebajikan dalam hidupnya. Mengetahui bahwa sebuah jalan berbahaya di atas sebuah bukit telah menyebabkan kematian dan cedera bagi banyak orang, Zenkai memutuskan untuk menggangsir sebuah terowongan menembus pegunungan itu. Di siang hari, mengemis, Zenkai bekerja di malam hari menggali terowongan. Tiga puluh tahun berselang, terowongan itu sepanjang 2.280 kaki, setinggi 20 kaki, dan selebar 30 kaki. Dua tahun sebelum kerja itu selesai, putra sang pejabat yang ia bunuh, yang merupakan seorang pemain pedang yang ahli, menemukannya dan datang untuk membunuhnya sebagai balas dendam. “ Akan kuserahkan nyawaku dengan sukarela, “ kata Zenkai.”Tapi biarkan aku menyelesaikan pekerjaanku lebih dahulu. Pada hari ia tuntas, engkau boleh membunuhku." Demikianlah, si anak menanti hari pembalasan itu. Beberapa bulan berlalu dan Zenkai terus menggali. Si putra pejabat bosan karena tidak melakukan apa-apa dan mulai membantu menggali. Setelah membantunya selama setahun, ia menjadi kagum akan tekad dan karakter Zenkai yang kuat. Akhirnya, terowongan itu selesai dan orang –orang bisa mengunakannya untuk bepergian dengan aman. “Sekarang penggal kepalaku! ”kata Zenkai.”Kerjaku sudah selesai.” " “Bagaimana aku bisa memotong kepala guruku sendiri?” tanya si anak muda dengan berurai air mata. == berdasarkan kisah nyata retold by G. Suyasa gforgoodstories 01012010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun