Mohon tunggu...
guntursamra
guntursamra Mohon Tunggu... Buruh - Abdi Masyarakat

Lahir di Bulukumba Sulawesi Selatan. Isteri : Samra. Anak : Fuad, Afifah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sore, Kopi, dan Meja Pendiam Itu

16 September 2020   20:35 Diperbarui: 16 September 2020   20:54 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti biasa hari ini, aku menikmati sore di salah satu warung kopi yang entah sama entah beda dengan sore kemarin. Duduk di antara wajah-wajah pemuja kopi yang di kedua telinganya yang berdaun itu tersangkut tali-tali masker.

Lalu kulihat meja-meja yang berderet di depan wajah-wajah itu lebih memilih diam. Mungkin sudah muak mendengar kalimat dari pikiran yang masih saja garing sejak dulu, ataukah telah bosan menikmati kata-kata perih dari mulut melangkolis yang sedikit luka. 

Sementara aku yang duduk di sini, sendiri menepi menikmati kopi yang masih mengepul. Menangkap ratusan bahkan puluhan kata-kata dari mulut-mulut yang kadang gerah diselingi letih. Seperti meja itu, aku pun lebih memilih diam.

Perbincangan seru beterbangan di udara, masalah anak yang mulai jenuh terus di rumah, perkara dompet yang kian hari kian gelisah, soal istri muda yang ketakutan diracuni istri tua, atau tentang covid yang maki hari makin ganas. 

Ah, tak terasa sore itu kini nyaris menjemput senja. Bersama kopi dan meja pendiam itu, aku memungut sisa-sisa kata yang masih berhamburan. Akan kusimpan di saku bajuku. Bersamanya, aku ingin pulang.

Sinjai, 16 September 2020 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun