Mohon tunggu...
guntursamra
guntursamra Mohon Tunggu... Buruh - Abdi Masyarakat

Lahir di Bulukumba Sulawesi Selatan. Isteri : Samra. Anak : Fuad, Afifah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kubacakan Puisimu di Atas Panggung Tak Berpintu

30 Juni 2019   19:44 Diperbarui: 30 Juni 2019   20:14 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : youthmanual.com

Hari ini, aku membacakan bait-bait puisimu di atas mimbar tanpa jendela. Bercengkrama pada larik-lariknya di jalan-jalan yang terlupa untuk diaspal. Mengeja kata demi kata di atas bangunan megah tanpa pemeliharaan. Meneriakkan diksi-diksinya di sungai-sungai tak berjembatan.

Jangan pernah mengira, malam-malamku adalah hanya tentang kesepian dan goresan-goresan ketakutan akan kegelapan. Lalu melafalkannya di saat lelap terjebak fajar, yang kemudian pikun kala terbangun, menganggap pagi hanyalah perulangan peristiwa.

"Aku bukan manusia seperti itu", tegasku. Aku adalah kepompong yang selalu berharap menjadi kupu-kupu. Aku adalah keresahan pada kebijakan tak berpihak. Aku adalah kekalutan pada ketentuan yang keadilannya terabaikan.

Pada mereka yang masih saja setia menanam kecurigaan. Untuk mereka yang hanya tahu menimbun kebencian. Bagi mereka yang cuma mampu menumpuk kemunafikan. Bait-bait puisimu ini aku perdengarkan di atas panggung tak berpintu, di bawah atap kedangkalan, dan pada sekat ketertinggalan.

Sinjai, 30 Juni 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun