Aku yang lagi belajar dari kesalahan, kini terombang di lautan kecemasan. Mengepul ketakutan di atas tungku keresahan. Lalu, kemana lagi baju keegoan mesti kubawa, selain membakarnya bersama keangkuhan.
Masih pantaskah dirimu kusebut pahlawan?, tatkala anak-anakmu kau biarkan pergi yang kepulangannya tak pernah kau harap. Dia mengembara jauh demi sebuah mimpi, yang hari ini mungkin baru disadarinya, mimpi itu adalah mimpimu.
Kau sematkan kerapuhan di hatinya, membekalinya dengan lembaran untuk hidupnya sehari. Tak peduli kabarnya esok, tertidur pulas di atas kasur empuk ataukah melebur tergeletak digilas zaman.
Aku yang lagi menikmati kekalutan, di sudut pandang yang berbeda. Berteduh dari rintik-rintik air mata anakmu. Sementara di rumah yang lain, kau biarkan mereka tertawa saling menghitung kesombongan, saling berbagi kecongkakan.
Masih pantaskah dirimu kusebut pahlawan hari ini?.
Sinjai, 19 Mei 2019