Mohon tunggu...
Guntur Cahyono
Guntur Cahyono Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Belajar untuk menjadi baik. email : guntur_elfikri@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perilaku Sosial Pendaftaran CPNS

6 Agustus 2014   15:31 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:17 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ujian tes kemampuan dasar calon pegawai negeri sipil unit pusat Kementerian Hukum dan HAM di Stadion Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (8/9/2012)/Kompasiana (kompas.com/Kompas Images/Vitalis Yogi Trisna)

ujian tes kemampuan dasar calon pegawai negeri sipil unit pusat Kementerian Hukum dan HAM di Stadion Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (8/9/2012)/Kompasiana (kompas.com/Kompas Images/Vitalis Yogi Trisna)

Pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) diberbagai lembaga pemerintahan menjadi hal-hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh para pencari kerja khususnya yang memiliki pendidikan kesarjanaan. Para lulusan perguruan tinggi dengan berbagai disiplin ilmu sibuk mempersiapkan segalah hal mengenai materi pendaftaran CPNS. Tentu saja mereka sibuk mencari berbagai informasi yang bisa dikumpulkan dimana mereka bisa mendaftar sesuai dengaan formasinya.

Lowongan CPNS mendapatkan perhatian paling besar dilihat dari tingkat minat para pendaftar. Ratusan bahkan ribuan pendaftar hanya merebutkan beberapa kursi lowongan. Kondisi ini telah berlangsung begitu lama karena posisi pegawai negeri sipil (PNS) memiliki tingkat finansial yang relatif aman dibanding kerja pada sektor swasta atau pekerjaan sejenis.

Selain secara finansial posisi PNS memiliki status sosial yang relatif tinggi. Maka pendaftaran CPNS menjadi sesuatu fenomena yang menarik dan layak untuk selalu ditunggu informasi. Bagi beberapa sebagian masyarakat siapa yang tidak tertarik dengan berbagai fasilitas yang dimiliki PNS. Gaji yang cukup tinggi serta adanya tunjangan pensiun merupakan magnet yang sulit terbantahkan.

Tidak heran pula setiap info lowongan CPNS banyak para calo berkeliaran menawarkan jasa untuk bisa diterima sesuai dengan formasi pilihannya. Tidak sedikit pula dari mereka para pendaftar akhirnya tertipu yang nilainya puluhan hingga ratusan juta rupiah.

Pendaftaran CPNS di Indonesia ini bisa jadi akan masuk dalam rekor MURI dilihat dari banyaknya peserta. Lembaga yang berkaitan dengan pendaftaran CPNS pun juga akan penuh sesak oleh para pendaftar misal kantor pos, kepolisian, dinas tenaga kerja dan lembaga yang membuka lowongan disetiap instansi.

Perilaku seperti ini nampaknya akan selalu menjadi budaya disetiap tahunnya. Peserta membludak serta lowongan yang dibuka dengan presentase yang sangat sedikit. Sebuah respon yang luar biasa bagi sebagaian banyak orang. Didukung dengan berbagai informasi yang menggiurkan menjadikan seseorang lebih tertarik.

Sifat ini bukan sebuah nilai yang universal tetapi hanya sekedar perilaku relatif yang ditunjukkan sekelompok orang. Namun, perilaku relatif ini telah membidik sikap yang mendorong situasi sosial seluruhnya untuk bergerak. Hubungan timbal balik antara orang-orang yang berkepentingan dengan pendaftaran CPNS membangun sebuah nilai kesepahaman secara utuh.

Pendafataran CPNS juga membangun sistem kognitif yang memuat ingatan dan ide seseorang orang untuk berperilaku.Selain itu para pendaftarmembangun sebuah proses keyakinan yang tidak hanya berdasar persanility dan sosial saja tetapi adapula yang melakukan proses ritual yang diharapkan mampu mengabulkan permintaannya.

Perilaku ini tidak selamanya berjalan secara positif tetapi ada beberapa dari mereka merespon secara negatif. Artinya respon ini cenderung kepada perilaku melanggar hukum. Misalnya suap atau joki saat mengikuti tes ujian masuk. Perilaku negatif ini seolah-olah juga menjadi hal yang lumrah dan menjadi obrolan yang biasa dan tidak memalukan oleh masyarakat.

Agresifitas Pelamar

Fenomena sosial yang paling unik dan mungkin hanya terjadi di Indonesia. Jika di media on line informasi tentang lowongan CPNS bisa dipastikan memiliki memiliki jumlah viewer terbesar dan tentu banyak orang yang mengujungi. Karena para pencari kerja CPNS rata-rata dari mereka melek teknologi.

Sikap ini merupakan sikap agresif dan ketertarikan seseorang yang ditunjukkan. Bahkan orang yang sudah menjadi PNS pun masih ikut-ikutan mencarikan informasi untuk kolega-koleganya. Potret kondisi sosial ini agresifitas peminat juga beriring dengan orang-orang yang sebenarnya kurang berkepentingan dengan lowongan tadi.

Myers (1996) menyatakan bahwa sikap adalah suatu reaksi nilai yang bisa disukai atau tidak disukai untuk melindungi sesuatu atau seseorang, yang ditunjukan dalam perasaan atau keinginan bersikap. Sebagaimana diketahui perilaku atau aktivitas yang ada pada individu itu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh individu yang bersangkutan baik stimulus eksternal maupun stimulus internal.

Jumlah angkatan kerja setiap tahun ada sekitar 3 juta. Sedangkan CPNS hanya mampu merekrut tidak lebih dari 3 persen setiap angkatan kerja. Namun tetap saja keinginan dan minat mendaftar CPNS begitu besar. Apalagi saat ini ada perekrutan CPNS melalui jalur K-2, menambah sedikit peluang jalur umum untuk mendaftar.

Persiapan demi persiapan harus dilakukan secara matang oleh para pelamar karena diklaim bahwa pendaftaran CPNS tahun ini akan berjalan transparan karena ditangani oleh pusat dan konsorsium perguruan tinggi. Maka pendaftaran CPNS merupakan proses membangun mental abdi negara, sehingga kita tidak lagi mendengar para PNS bolos dihari pertama masuk kerja setiap selesai libur panjang atau keluyuran di pasar atau mall saat jam kerja.

Mentalitas birokrat yang disorot begitu negatif tidak menyurutkan ribuan pelamar. Stigma negatif masih saja menjadi bumbu sedap para PNS dilingkungan kerja. Inilah yang saya sebut sebagai agresifitas yang tanpa batas. Apapun kondisinya CPNS adalah surganya orang bekerja.

Berbeda dengan fakta yang terjadi di Indonesia, justrus negara maju seperti Jepang dan Prancis PNS dikenal sebagai korps yang berkualitas, kuat, diisi oleh orang-orang terbaik yang kemudian dipandang memiliki kontribusi signifikan terhadap keadidayaan bangsanya. Karena satu tujuan yaitu mencetak tenaga kerja pada sektor publik yang andal.

Jumlah pegawai negeri sipil di Jepang saat ini mencapai 4,5 juta, 1,2 juta bekerja sebagai pegawai negeri pusat dan sekira 3,3 juta bekerja di pemerintah daerah. Jumlah ini hanyalah 8% dari jumlah total tenaga kerja dan angka ini masih jauh lebih rendah dibanding negara OECD lainnya (19% di Inggris, 22% di Perancis, 32% di Swedia, 15% di Jerman dan Amerika Serikat). Banyak literatur yang menyatakan bahwa PNS Jepang dikenal pintar, unggul, bersih, jujur, punya loyalitas dan dedikasi terhadap pekerjaan serta bangga dengan pekerjaannya.

Lalu bagaimana dengan negara kita? Sebuah pertanyaan yang mudah saja untuk dijawab jika para PNS diberbagai instansi pemerintahan dirasakan belum melakukan sikap kerja yang maksimal sebagai pelayan masyarakat. Tentu menjadi pekerja utama presiden terpilih kelak untuk menciptakan sebuah budaya kerja dan pelayan masyarakat bagi para PNS karena bagaimanapun membangun sistem yang bersih adalah dambaan masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun