Mohon tunggu...
Gunawan Mahananto
Gunawan Mahananto Mohon Tunggu... Freelancer - Ordinary people with extraordinary loves

From Makassar with love

Selanjutnya

Tutup

Film

Resensi Film, The Big Short

20 Maret 2019   19:07 Diperbarui: 20 Maret 2019   20:34 3747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film super sensasional ini tentang krisis ekonomi di Amerika tahun 2008.  

Ini kisah nyata seorang manager investasi yang jenius bernama Michael Burry. Seperti kebanyakan orang jenius ,yang kadang super nyentrik ,  dia ngantor cuma pakai kaos oblong , celana pendek , rambut di potong sendiri nggak karuan dan sikap nya tertutup ( anti sosial ) . Mungkin karena mata sebelah kiri yang tidak normal. 

Bahkan dia sangat jarang bicara ke stafnya.

Harap di pahami , kantor investasi  bukan seperti bisnis biasa.  Yang  harus Meeting rutin harian bahas operasional .   Kerja mereka lebih banyak  pakai insting otak naluri bisnis , memahami kondisi terkini keuangan mikro dan makro dan harus berani ambil keputusan atau berani ambil  resiko. Mereka mirip seniman ,sekaligus penjudi.

Jauh , sebelum ekonomi Amerika benar -benar  jatuh pada 2008, karena sektor kredit properti yang terlalu meraksasa  dan kredit yang tidak mampu terbayar, Michael Burry sudah melihat gejala itu.

Yakni ,sekitar 2005, dari pengamatan nya di ruang kerjanya yang berantakan , lalu di lanjutkan dengan riset yang di lakukan stafnya dilapangan , menunjukkan fakta , betapa kredit kepemilikan rumah , sangat gampang di berikan oleh bank  kepada pemohon. Padahal semua kredit itu beresiko gagal bayar. Karena data pemohon yang diakali tetap saja kredit bisa turun.  Akibatnya , banyak rumah rumah kosong ditinggal penghuninya karena tidak sanggup bayar cicilan nya.

Lalu Michael Burry, melihat ini justru sebagai peluang untung  , dia lalu  melakukan aksi investasi yang terbilang terobosan .   Dia datangi lembaga investasi raksasa yang banyak kucurkan dana kredit properti , dan bujuk direksi nya , agar mereka menjual semacam obligasi kepemilikan  yaitu " credit default swap " ( CDS) . 

Tentu para direksi ini heran.  Karena laporan keuangan selama ini sangat bagus .  Kredit berjalan lancar.  Memang ,  Ini transaksi baru pertama kali terjadi di Amerika . Herannya, Kenapa Ada orang mau keluar duit , untuk Hal yang secara data ,tidak mungkin terjadi.  Tapi mereka to happy saja. Tiba tiba dapat nasabah kakap. 

Obligasi CDS yang Michael  beli, dipilih yang  jelek. Lalu  obligasi semacam itu mirip asuransi  , jadi kantor nya harus rutin bayar premi rutin bulanan supaya obligasi nya tetap aman.

Saat sektor properti memburuk , premi asuransi justru lebih banyak dia bayar. Sebaliknya nilai obligasi yang dia punya meningkat nilainya. Semakin buruk ekonomi ,semakin tinggi nilai obligasi CDS nya.

Namanya saja asuransi , dana yang dia terima saat  dia jual / tutup,  bisa ratusan lipat nilainya. Karena semakin sulit bisnis properti , semakin besar premi nya.  Tapi semakin besar juga Nilai obligasinya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun