Mohon tunggu...
AA Istri Raka Mira P
AA Istri Raka Mira P Mohon Tunggu... Lainnya - -

Mahasiswa Prodi Akuntansi FEB Unmas Denpasar

Selanjutnya

Tutup

Money

Pasar Modal Ikut Kena Dampak Virus Corona, Apa yang Harus Dilakukan Investor?

26 Maret 2020   13:32 Diperbarui: 10 April 2020   20:01 1139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Anak Agung Istri Raka Mira Pitaloka

Prodi Akuntansi FEB Universitas Mahasaraswati Denpasar

Mewabahnya virus COVID-19 di dunia termasuk di Indonesia tentunya membawa beberapapengaruh termasuk pengaruh terhadap perekonomian di Indonesia maupun Dunia.Menurut data,sejauh ini ditemukan 579 kasus positif corona, 49 orang meninggaldunia dan 30 orang sembuh per tanggal 23 Maret 2020. Karena hal tersebut paraEkonom pun memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan semakin melemahsehingga membuat Indonesia berpotensi pada jalur pertumbuhan terlemah sejak2009. Tidak hanya itu, penyebaran virus corona ini pastinya berpotensimenghambat aktivitas ekonomi dan perdagangan secara global selain pengaruh darianjloknya harga minyak yang mempengaruhi menurunnya nilai pasar modal.

Pasar modal tentunya menjadi salah satu hal yang terkena dampak oleh penyebarancorona di Indonesia, pada awal tahun sudah terdapat penurunan sebanyak 13,44%, walaupunterdapat penurunan tentu saja masih terdapat prospek positif dalam berinvestasidi pasar modal Indonesia karena faktanya dibandingkan dengan beberapa Negara,Indonesia masih bertahan menjadi tujuan investasi dunia.

Dengan adanya penurunan harga saham yang sangat berimbas pada pasar modal tentunyainvestor merasa cemas. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada minggu ketigabulan Maret 2020 anjlok 14,54% ke level 4.194,94 dan menjadikannya kinerjaterburuk sejak tahun 1998 di era krisis moneter.  Jika kebanyakan warga Negara Indonesiaberlomba-lomba melakukan panic buying akibatcovid19maka tidak kalah dengan parainvestor yang juga berlomba-lomba untuk melakukan panic selling yang diakibatkan oleh imbas Covid19 ini, panic selling adalah investor yangberlomba lomba menjual sahamnya karena nilainya yang terus menurun, hal inidikarenakan ketakutan berlebih oleh para investor tanpa memikirkan fundamentalkedepannya. Tidak dipungkiri bahwa dari sekian banyak faktor yang bisamempengaruhi turunnya harga saham, faktor kepanikan ini juga sangat berpengaruhsehingga dampaknya membuat harga saham menjadi semakin menurun.

Meski terdapat penurunan IHSG, hendaknya para investor tidak berhenti untuk melakukaninvestasi karena investasi merupakan kegiatan penanaman modal dalam jangka panjang. Dalam berinvestasi pun harus melihat prospek kedepannya juga, tidakhanya melihat kepanikan dan penurunan nilai IHSG saat terjadi wabah COVID-19ini.

Para Investor yang memiliki rencana jangka panjang  masih bisa tetap berinvestasi seperti membelisaham-saham yang harganya sudah terdiskon namun tetap memiliki masa depan yangbagus.

Beberapa penurunan harga saham terjadi pada saham perbankan dengankapitalisasi pasar raksasa seperti PT. Bank Central Asia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, dan PT Bank Mandiri Tbk, saham rokok juga tidak luput dari penurunan harga saham. Kepanikan yang berlebih ini justru makin menyebabkan tekanan yang besar terhadap perekonomian dan pasar keuangan, karena dalam kasus wabah COVID-19 jumlah orang yang terjangkit virus dan akhirnya dapat disembuhkan lebih tinggi dari angka kematian akibat terjangkit virus tersebut yang artinya kondisi perekonomian akan berangsur angsur membaik ketika antivirus ini ditemukan dan wabahnya sudah berhenti.

Disisi lain, tentunya Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menyiapkan beberapa rencanauntuk menanggulangi turunnya harga saham di pasar modal akibat virus corona seperti melakukan relaksasi agar pasar saham tetap menjanjikan. BEI juga sudah mengubah penetapan ARB (Auto Reject Bawah) yang semula 10% menjadi 7% untuk melindungi jatuhnya pasar modal di Indonesia. Misalnya jika harga suatu saham sudah jatuh sampai 7% maka transaksi jual untuk saham tersebut pada hari itu akan ditutup yang pada hari-hari normal akan dihentikan pada 10%. Sayangnya dengan adanya virus corona ini juga mampu memberikan sentiment negative tidak hanya bagi pasar domestik tetapi juga bagi pasar global karena China (Negara pertama yang terkena virus Corona /COVID-19) mempunyai peran penting terhadap perekonomian dunia.  

Jika para investor tetap ingin melakukan investasi ditengah wabah corona ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti, melihat ketepatan waktu berinvestasi, tidak mudah terpengaruh kondisi pasar, dan melakukan investasi secara berkala, maka berinvestasi di pasar modal pun akan tetap memberikan keuntungan dalam jangka panjang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun