Mohon tunggu...
Gunawan BP
Gunawan BP Mohon Tunggu... -

Bukan siapa-siapa. Hanya seorang pemuda yang berasal dari Desa Bumi Pajo, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, NTB. Mencoba belajar dan berbagi melalui untaian kata dan kalimat.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Aku dan Masjid Pancasila (Part 2)

30 September 2017   02:27 Diperbarui: 30 September 2017   03:31 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Suatu kesyukuran dan kenikmatan tersendiri karena aku dulu masih bisa menikmati suasana kebersamaan di dalam Masjid Pancasila. Ya, masjid itulah yang menyatukanku dengan teman-teman yang lainnya. Tak hanya sesama anak perantau, namun juga dengan beberapa anak dari guru-guru dan warga yang tinggal di sekitar situ.

Aku dan teman-temanku sering memanfaatkan masjid tersebut untuk belajar, berdiskusi kecil-kecilan, dan mendaras al-Quran. Juga, sebagai tempat untuk istirahat dan melepaskan penat. Suasana masjidnya memang begitu adem. Tak hanya di dalam, namun juga di luar. Sebab, di sekeliling masjid terdapat beberapa pohon yang begitu rindang. Sehingga, apabila musim kemarau tiba, khususnya di siang hari, aku sering berteduh di area masjid dan menikmati angin sepoi-sepoi.

Yang membuatku masih sangat rindu dengan masjid tersebut hingga kini adalah, di mana aku dan teman-temanku ketika waktu salat tiba, biasanya kami kadang berebutan untuk menjadi tukang azan. Di situ juga aku banyak sekali belajar menjadi muazin. Barangkali sampai sekarang, aku tak akan pernah berani untuk azan di masjid-masjid tertentu tanpa belajar dan pengalaman yang kudapat di masjid Pancasila dulu.

Ada satu momen juga yang tak pernah kulupakan, yaitu di saat bulan puasa tiba. Biasanya, aku dan teman-temankulah yang sering membangunkan masyarakat di lingkungan sekitar untuk sahur, lewat pengeras suara di masjid. Sebab, kami bermalam di masjid. Tentu, aku dan teman-temankulah yang membantu membangunkan orang-orang agar bersiap untuk sahur. Begitu juga ketika buka puasa tiba, kami biasanya berlomba-lomba merebut mikrofon untuk mengumumkan kepada warga sekitar bahwa waktunya telah tiba. Kemudian langsung dilanjutkan dengan azan maghrib.

Bagiku pribadi, momen tersebut di atas tentu sebagai ajang sekaligus media untuk belajar dan belajar. Berharap suatu saat nanti, tak lagi takut untuk berbicara lewat pengeras suara dan di depan umum. Alhasil, sekarang aku pun betul-betul menikmatinya, dan tak sia-sia apa yang kupelajari dan kulakukan dulu.

Wallahu a'lam.

Oleh: Gunawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun