Mohon tunggu...
Guna Svara
Guna Svara Mohon Tunggu... -

"life is about signs, hidup adalah tentang membaca tanda-tanda...."

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Penulis-penulis Cerdas di Kompasiana

8 Agustus 2014   03:21 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:07 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pembaca yang menyimak tulisan-tulisan yang hampir tiap detik mengalir di Kompasiana, tentu menganggap kegiatan menulis itu merupakan kegiatan mudah dan biasa saja, karena mampu dilakukan oleh banyak orang. Memang benar ‘asal’ menulis itu mudah. Sekali kita berhasil membuat tulisan, maka seterusnya kita mampu mengalirkan tulisan berikutnya.

Bagi yang terbiasa ‘membaca’ , ternyata ‘menulis’ itu bukanlah aktifitas sederhana. Menulis sesungguhnya sekumpulan aktifitas untuk menyampaikan pesan dan informasi secara tertulis, yang meliputi aktifitas mengumpulkan fakta-fakta, memilah, merangkum, menyimpulkan dan menyajikan secara tertulis. Bentuk sajiannya bisa berupa fiksi maupun non fiksi. Seorang penulis dapat dikatakan pandai bila dia telah mampu melakukan aktifitas-aktifitas itu dalam waktu singkat sebagai satu kesatuan. Dan, kemampuan ini bisa dilatih dan dipelajari. Jadi, kemampuan menulis itu sama dengan keterampilan.

Namun ada juga penulis yang selain pandai menulis dia juga cerdas.Pandai, tidak berarti cerdas. Karena kepandaian itu hanya berkaitan dengan keterampilan, sedang cerdaslebih pada kemampuan individual. Membaca tulisan-tulisan cerdas, kita akan menemukan hal-hal baru dan memancing munculnya gagasan dari kita. Kecerdasan penulis ini lebih bersifat bawaan. Penulis cerdas memiliki beberapa ciri-ciri, diantaranya :


  • Penulis cerdas mampu melihat dan mengungkap hal-hal yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Bagai seseorang yang mampu melihat dalam kegelapan. Dia mampu melihat fakta dari sisi yang berbeda dan menyajikannya dengan cara yang khas tapi mudah dikenali. Dia pun mampu melihat pikiran, gagasan, dan maksud tersembunyi dari tulisan atau sumber lainnya. Sudah pasti, seorang penulis cerdas akan selalu berusaha melihat segala kemungkinan yang ada, ini yang membuat dia terlihat selalu ragu, terus bertanya dan mencari-cari jawaban.
  • Penulis cerdas bukan seorang yang textbook, namun dia sangat menghargai referensi. Dia mampu merangkum informasi dan menyajikannya menjadi lebih sederhana dan mudah dipahami.
  • Penulis cerdas memahami konsekuensi setiap pernyataan yang dia buat, lebih luas, dan lebih dalam dari yang biasa kita pahami. Sehingga seorang penulis cerdas akan tampak sangat hati-hati dalam tulisannya, dan terlihat sangat rendah hati. Walau pun yang ditulisnya merupakan suatu temuan baru yang langka, dia tidak akan terlihat bangga (apa lagi membangga-banggakannya). Saya sering menyebut penulis cerdas sebagai penulis yang ‘eling’, penulis yang menulis dengan kesadaran hati dan pikirannya.
  • Penulis cerdas selalu berusaha memberikan manfaat bagi pembacanya, baik langsung maupun tidak langsung. Selalu ada ‘value’ yang diberikan melalui tulisannya. Dia berusaha mengingatkan, menyadarkan, memberitahu, dsb. Biasanya mereka menyampaikan secara tersirat, semacam symbol, atau pun rangkaian puzzle makna.
  • Penulis cerdas mampu menutupi luapan emosinya, walau pun itu gagasan utama dari tulisannya. Dia gunakan tulisannya itu justru untuk meredam emosi dirinya dan juga orang lain (pembaca).
  • Penulis cerdas cenderung mandiri dan bergerak sendirian. Dia tidak berusaha meminta orang-orang untuk mendukukungnya. Sehingga tulisan mereka kebanyakannya kurang populer atau bahkan tidak populer. Secara umum mereka seperti senang dengan kesendirian atau bahkan tampak kesepian.

Itu sebagian dari ciri-ciri penulis cerdas yang bisa saya sampaikan. Ada banyak ciri dan kriteria lainnya. (Silakan bila pembaca ingin menambahkan).

Sebagai pelengkap saya akan sebutkan beberapa contoh penulis cerdas di Kompasiana ini.Nama-namanya saya urutkan berdasarkan abjad, bukan levelisasi.

Abah Pitung

Kusnandar Putra

Akhmad Fauzi

Marina Novianty

Apriliana Limbong

Mawalu

Bang Pilot

Meyliska

Blasius Mengkaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun