Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Presiden Sebuah Rekayasa SMK

22 Agustus 2014   17:00 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:51 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1408676303510157972

[caption id="attachment_354541" align="aligncenter" width="300" caption="Mobil SMK (sumber foto:tribunnews.com)"][/caption]

Wong deso dari Solo kecil kurus krempeng klemar klemer begitulah orang yang menyebutnya. Tapi dibalik kurus dan klemar klemernya itu akhirnya menjadi presiden kita. Apakah itu bukan sebuah rekayasa? Lihat presiden-presiden kita terdahulu semuanya gagah-gagah dan gemuk berisi.

Ternyata setelah ditelusuri oleh tim independen intelegent swasta diketahui bahwa yang mengantar Jokowi jadi presiden adalah anak SMK. Ya pertama adalah mobil SMK. Mobil SMK yang bikin heboh sehingga Jokowi disorot media. Walikota Solo ini melejit namanya karena mobil SMK.

Ditengah negara yang tidak menghargai karya anak bangsa ada seorang Jokowi yang mau menghargai karya anak SMK ini. Walau hanya dalam taraf perakitan tapi kreatifitas anak-anak SMK ini patut mendapatkan jempol.

Mobil SMK inilah yang mengantarkan pak Jokowi ke Jakarta dan menjadi gubernur DKI. Bersama Ahok Jokowi menggebrak Jakarta. Jakarta yang dulu amburadul dirubah pelan-pelan sehingga sedikit berubah walau tak drastis. Namun seiring waktu perubahan itu mulai nyata.

Seiring waktu berjalan menjelang Pileg terjadi kejadian yang menghancurkan PKS. Kehancuran itu juga akibat anak SMK. Ingat kejadian kasus suap impor daging sapi. Kasus itu sebenarnya tidak begitu heboh jika tidak ada kasus anak SMK yang bernama Darin Mumtazah.

LHI yang notabene adalah ketum PKS akhirnya terjerat kasus dengan anak atau siswi SMK. Akhirnya dengan kejadian ironi ini  hancurlah PKS yang telah jumawa dengan 3 besarnya. PKS yang merasa mewakili 90% umat Islma akhirnya tak dilirik sebagian besar umat Islam. Tak dinyana jebloklah mereka sehingga tak bisa mengajukan capresnya sendiri. AM,HNW dan Ahmad Heryawan tak bisa nyapres.

Akhirnya PKS matia-matian membela Prabowo dan menghirup pikuk pilpres dengan manuver manuver "sinting" mereka yang akhirnya memenangkan Jokowi. Fachri Hamzah adalah martir PKS bersama Jonru di dunia maya menyebarkan fitnah untuk menaikan Jokowi. Dengan fitnah-fitnah itu akhirnya Jokowi menjadi orang yang terzolimi dan mendapat simpati rakyat dan para santri yang dikatakan "sintiug" oleh si FA itu.

Rekayasa selanjutnya adalah rekayasa MK tanpa S. Ketua MK sekaliber Akil Mochtar tersangkut kasus korupsi dan gratifikasi. Banyak kasus sengketa pilkada yang direkayasa oleh si ketua MK ini. Termasuk Gubernur Ratu Atut akhirnya juga mendekam di KPK menemani Akil Moktar.

Seteleh Ketua MK diganti oleh Hamdan Zulfa maka MK tak berani melakukan rekayasa. Hamdan Zulfa terkenal bersih dan jujur dan tak mempan disogok uang harta,tahta dan wanita. Padahal banyak ibu-ibu yang tergoda melihat ketampanannya.

Seandainya dulu Akil mochtar belum dipenjara KPK dan masih jadi ketua MK bisa saja Jokowi tak bisa jadi Presiden. Itulah rekayasa yang dimulai dari SMK. Jadi jangan sepele dengan anak-anak SMK.

Salam Kompasiana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun