Pagi itu masih buta hawa dingin masih menyelimuti padepokan berumput gajah semua candidat pengemis berkumpul dalam kuil tua berguman mantra mantra dalam nada kantuk untuk rejeki dan berkah surgawi *** Piring dan cangkir kaleng penyok penuh tambalan bergesekan keras aroma masakan basi mengusik hidung tuk mengendus gejolak perut berontak minta diisi bersamaan dengan mual bau basian para pengemis berbaris rapi, menunggu aba aba tuk memulai melahap masakan duniawi anugerah Illahi mata terpejam menuntut mantra mulut komat kamit ala kadar menipu sang Khalik tak kasat mata mulut mulut melahap bersuara keras bak riak sungai lereng Merapi mengamuk dalam sekejap ludes, klimis tanpa bekas *** sunyi senyap suasana dalam doa dan umpatan dalam jiwa bersiaplah candidat pengemis mulai berguru untuk berkarya (gambar) http://nirwansyahputra.wordpress.com/category/all-news/ekonomi/