Mohon tunggu...
Gulamin salim
Gulamin salim Mohon Tunggu... Freelancer - be your self and a better future

suka suka cara ilmu yang berfaedah baik untuk saya dan kamu ...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Setitik Cerita Aktivitas Pedagang Kuliner di Pinggiran Sungai Kapuas

30 Desember 2017   08:50 Diperbarui: 3 Januari 2018   22:25 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar lokasi pelabuhan Besar kota Pontianak|Dokumentasi pribadi

Sungai  Kapuas  merupakan sebuah sungai terpanjang di indoenesia, sungai serba guna ini telah menjadi hirup pikuk perjalanan panjang aktivtas masyrakat asli Kalimantan Barat.  Dalam sejarahnya kota Pontianak merupakan  lokasi perlintasan sungai Kapuas yang menjadikan antara kota dan sungai tidak bisa di pisahkan dari dulu hingga sekarang pada saat ini.

Salah satu aktivitas yang dapat terlihat di kota Pontianak dengan panorama sungai kapuas ini adalah masyarakat yang berjualan di pinggiran sungai tersebut, sehingg  tidak heran hanya sebuah emper - emperan sederhana terlihat di sini, salah satunnya berada di pelabuhan besar. Pelabuhan besar merupakan pelabuhan yang berada tepat di belakang pasar tengah, sebuah pasar yang menjadi salah satu sentral pasar kota Pontianak.  Jadi pelabuhan tersebut dapat di katakan sebagai  pintu masuk keluarnnya barang dari kota ke daerah atau sebaliknya.

Hingar bingarnya aktivitas tersebut timbul berbagai bentuk bisnis sederhana yang mencari penghidupan di sini, salah satunnya pedagang - pedagang kuliner atau makanan.  adapun makanana yang di jual dapat berupa masakan siap saji baik dari nasi dan lauk pauknya yang telah dihidangkan hingga penjual sate, serta aneka minuman.

Gambar warung makan ibu Tini|Dokumentasi pribadi
Gambar warung makan ibu Tini|Dokumentasi pribadi
Salah satu catatan menarik dari saya tentang para pedagang di sini adalah ibu Tini. Ya ibu Tini adalah seorang wanita setengah baya penjual makanan di sini. Wanita kelahiran tahun 1965 asal Engabang ini telah berjualan lebih dari 17 tahun lamannya, dimana ia mulai pertama sejak tahun 2000 an.

Gambar fhoto Ibu Tini seorang penjualan makannan Pinggiran sungai kapuas|Dokumentasi pribadi
Gambar fhoto Ibu Tini seorang penjualan makannan Pinggiran sungai kapuas|Dokumentasi pribadi
Barang yang di dagangkan ini sebenarnya tidaklah memilki ciri keunikan  makanan yang khas asli Pontianak di jualnnya, namun saya tertarik dari perjalanan dan keseharian ibu tini yang begitu luar biasa.

Gambar sajian makanan ibu Tini|Dokumentasi pribadi
Gambar sajian makanan ibu Tini|Dokumentasi pribadi
Seperti pedagang lainnya yang ada di pinggiran sungai kapuas ibu Tini berjualan dari pukul enam pagi hingga pukul dua siang, sebelumnya pagi hari sekali ibu Tini telah bangun di subuh hari pada pukul 3 malam, dan mulai berangkat dari lokasi tempat tinggalnya pada pukul 04.30. perjalan dari rumah ke lokasi di perkirakan tidaklah begitu jauh karena ibu Tini tinggal di tempat bibinnya tepat di belakang masjid Jami. Karena faktor harus mennyebrang melalui tambang sampan dan mempersiapkan ini dan itu ia harus bergegas lebih awal dalam memulai usahannya tersebut.

Dalam melakukan perdagangannya Ibu Tini berjualan mematok harga tidak jauh berbeda dengan pedagang makanan lainnya yang ada di pelabuhan tersebut, yakni berkisar dari Rp 10.000 - 20.000, dalam pendapatan kotor seharinnya bisa dari Rp 200.000 - 300.000 saja. Ini sudah terbagi dari bagi hasil usaha dari lapak yang ia tumpangi, lain lagi ketika barang jualannya masih ada terkadang di masukan di kulkas untuk di konsumsi atau du jual lagi keesokan harinnya. 

Dalam memenuhi kebutuhan kebutuhan dalam membuat macam lauk pauk tersebut  ibu Tini membeli aneka sayur, dan daging lainnya di pasar kenanga dekat masjid jami, hal ini di karenakan pasar tersebut lengkap dan hargannya agak murah. Hari ketika banyak meraut keuntungan ketika menjelang bulan lebarang di bulan ramadhan, karena  dari  pelabuan banyak di datangi oleh para masyarakat dari penjuru daerah yang inggin berbelanja di pasar tengah tersebut. Apabila sudah hal seperti biasanya pendapatan bisa berlipat lipat di atas 1 juta. 

Hari lain seperti sekarang ini pendapatan ibu Tini rata - rata bersih berkisar Rp 50.000 - 100.000 an saja, ya dapat di katakan cukup untuk keperluan keseharainnya dan masa hari tuannya.  Adapun para pembeli yang setia membeli makanannya adalah kebanyakan berasal dari pekerja kuli pelabuhan ketimbang para pendatang dari daerah yang ada.

Inilah sungai kapuas yang begitu sangat bermanfaat dari dulu hingga sekarang, tidak dapat di pungkiri sungai ini akan tetap menjadi ikon sumber manfaat bagi masyarakat banyak di sini terutam bagi pedagang pinggiran di sungai kapuas yang ada.  Sekilas hanya setitik cerita dari bu Tini mewakili cerita para pedagana lainnya yang dapat di tulis pada saat ini.

Penulis : Gulamin Salim Al-fatih

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun