Mohon tunggu...
Kraeng Guido
Kraeng Guido Mohon Tunggu... Petani - Petani Cengkeh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pembudidaya Tanaman Cengkeh | Senang dengar lagu band Jamrud, Padi dan Boomerang

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Sulitnya Mencari Buruh Petik Cengkeh

28 April 2019   19:33 Diperbarui: 1 Mei 2019   06:16 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya memprediksi panen cengkeh tahun ini akan mengalami kesulitan pasca musim panen tiba, terutama faktor ketersediaan buruh petik cengkeh. Kekurangan tenaga panen cengkeh tahun lalu salah satu penyebabnya. Tidak sedikit juga para buruh petik maupun warga desa saya yang memilih kerja dilain sektor dan pergi merantau keluar pulau.

Saya sendiri mengalami sendiri fenomena ini tahun lalu. Tak heran jika kemudian ada beberapa pohon yang bunga cengkehnya sudah keluar sarinya lantaran tak segera dipetik karena kekurangaan tenaga buruh. Kualitas cengkeh seperti ini memang dianggap bukan kualitas super. Kualitas super dilihat dari kepala bunganya tidak pecah, warnanya tidak memerah matang.

Kualitas super ini dari sisi berat pun berbeda jika kita timang dalam genggaman, tentu pula harganya jauh lebih mahal dibanding cengkeh-cengkeh yang telat dipetik. Hal ini pun serupa pada proses panen pada tembakau. Ada bagian daun pada pokok tembakau yang tingkat kematangannya pas untuk mencapai grade (kualitas) yang sesuai standar pabrikan.

Kondisi cengkeh yang pas untuk dipetik/Dokpri
Kondisi cengkeh yang pas untuk dipetik/Dokpri
Pada masa panen cengkeh seperti biasanya para buruh petik ini kami datangkan dari desa sekitar. Tak jarang juga mereka menjadi orang rumah meski sifatnya sementara sampai masa panen cengkeh selesai.

Umumnya, ada dua sitem pengupahan pemetik cengkeh di Indonesia. Ada sistem borongan dan ada sistem harian. Sistem borongan dibayar sesuai dengan berat cengkeh yang selesai dipetik, biasanya per kilogram 4000-5000. 

Lain halnya dengan sistem harian, biasanya dibayar 70.000-100.000 per harinya. Dengan durasi kerja 8-9 jam, dimulai dari pagi jam 07 sampai 16.00 sore.

Swafoto bersama dikebun cengkeh/dokpri
Swafoto bersama dikebun cengkeh/dokpri
Beberapa pun berat yang didapat dari hasil petik cengkeh, buruh petik dengan sistem harian tetap dibayar 70-100. Sistem ini sebenarnya sedikit merugikan pemilik cengkeh, tapi mau tidak mau dimaklumi saja lantaran sulitnya mencari buruh petik cengkeh.

Ada hal menarik dari perkembangan metode kerja dikalangan pemetik cengkeh. Terutama dalam konteks keselamatan kerja. Ada yang masih menggunakan cara-cara tradisional seperti menggunakan tali tambang dan menggunakan tangga dari bambu untuk menaiki pohon cengkeh. Tapi jika saya melihat buruh petik di kota dan daerah lain ( diluar manggarai) mereka sudah hijrah ke cara yang sedikit moderen. Yaitu dengan menggunakan body Harness.

Tapi ketika saya memperkenalkan itu kepada mereka mereka nyatannya mereka menolak  dan lebih nyaman menggunakan tradisi lama. Okelah yang penting nyaman saja, dan bisa menunjang keselamatan kerja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun