Mohon tunggu...
Kraeng Guido
Kraeng Guido Mohon Tunggu... Petani - Petani Cengkeh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pembudidaya Tanaman Cengkeh | Senang dengar lagu band Jamrud, Padi dan Boomerang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kalah Tempur, Jepang Propagandakan Hoaks Kemenangan

27 April 2019   12:50 Diperbarui: 27 April 2019   12:56 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media Indonesia: Hideki Tojo

Jepang memang cepat menguasai Asia Tenggara dan Pasifik, namun cepat pula rontok di hajar sekutu.

Konon, agar moralitas prajuritnya tidak kendur, propagandis jepang senantiasa menyiarkan kabar kemenangan jepang diberbagai pelangan, heroisme serdadu, kekalahan musuh secara menyakitkan dan sebagainya.

Propaganda tersebut terus menerus disampaikan melalui Domei (kantor berita jepang) maupun lewat Koran Tjahaja, Soeara Asia dan Asia Raja.

Sangat konyol bukan? Setiap hari koran-koran in terus memberitakan apabila Jepang berhasil menghancurkan sikan puluh tank, merontokan puluhan pesawat terbang, membunuh pasukan sekutu dan seterusnya. Tapi rakyat pribumi tahu menahu bila nasib Jepang sudah diujung tanduk dan semua berita propagandis itu hanya untuk menutupi keroposnya kekuatan mereka.

Kendati Panglima Isoroku Yamamoto tewas, moril pasukan masih tetap dijaga. Sebagai solusinya propaganda terus dimuntahkan. Lahirlah mitos-mitos Jepang kuat tak terkalahkan.

Hideki Tojo, PM Jepang, menggunakan taktis psikologis Jerman sebagaimana yang doktrin yang diungkapkan Josseph Goebbels " kebohongan yang terus menerus diulang akan dianggap dan dipercaya sebagai sebuah kebenaran".

Efeknya dahsyat. Di film"Letters From Iwojima" ada adegan dimana pasukan dan perwira bersikeras tidak mau mendengar berita jatuhnya pangkalan militer Jepang diberbagai kawasan. Mereka percaya mereka dilindungi Dewa. Mereka juga yakin prajurit Jepang yang terbaik, dan ketika kekalahan diumumkan merekapun sedini frustasi. Tidak mau menerima kabar menyayatkan hati ini.

Heideki Tojo, PM Jepang pecandu perang itu memang tetap percaya Jepang tak bertekuk lutut. Dia kemudian mengambil pistol lalu menarik platuk dan menembak dadanya. Harakirinya gagal. Nyawanya masih betah didalam dadanya, dan kemudian dia didakwa sebagai penjahat perang.

Mengapa Tojo dan para prajuritnya tak mempercayai kekalahannya? Penyebabnya cuma satu: delusi! Mereka membangun istana bayangan di dalam batok kepalanya. Mempercayainya dengan sepenuh hati dan memaksa  orang lain mempercayainya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun