Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Babi Mati Meninggalkan?

18 Oktober 2022   20:55 Diperbarui: 18 Oktober 2022   21:01 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Bagi minoritas kaum pemakan daging babi seperti saya, babi itu salah satu hewan sentimentil.

Babi sedemikian menjadi sentimentalis karena dia mampu membangkitkan rasa memiliki [untuk mengatakan kedekatan emosional] serta gemar meninggalkan kenangan yang sangat berharga.

Babi bisa berharga karena, pertama fungsi sosial-budaya babi dalam komunitas adat Manggarai. Di mana babi merupakan ternak adat.

Kemudian yang kedua adalah harga jualnya yang cukup mahal. Sebagai contoh saja misalnya di tempat saya tinggal, babi dengan bobot 100 kg dihargai 5 juta.

Maka dari itu, dari babaran dua poin di atas kita bisa ketahui bahwa babi memang hewan yang penting dan berharga serta punya kontribusi lebih bagi masyarakat Manggarai.

Terkhusus di dalam komunitas masyarakat Manggarai, selalu ada makna yang bisa dipelajari dari proses kelahiran dan kematian babi.

Di mana kelahiran babi adalah sebuah rezeki dan kematiannya (tanpa alasan yang jelas) adalah sebuah bentuk kesialan. 

Dikatakan rezeki karena babi bisa menolong manusia dalam konteks tertentu. Sebaliknya, kematiannya membawa kerugian materil.

Jadi, kalau sejenak coba merangkai cerita, apabila gajah mati meninggalkan gading dan harimau meninggalkan belang, berarti babi mati meninggalkan kandang. Ya, kandang, karena kandang merupakan saksi bisu dari proses kelahiran hingga kematian babi.

Begitulah jikalau dikeesokan hari ditanya; babi mati meninggalkan apa? Maka jawab saja kandang.

Jika ada pertanyaan lanjutan misalnya; kenapa kandang? Ya, karena babi pernah tinggal dan dibesarkan di sana, kemudian tumbuh, beranak, lalu mati. Singkatnya, kandang merupakan bagian selayang pandang kehidupan babi.(*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun